Pages

Rabu, 11 Januari 2017

MANFAAT SINGKONG

MANFAAT SINGKONG
Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber
karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan
jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi
tepung.
Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%,
pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu
1%, karenanya merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit
kandungan zat gizi seperti protein. Singkong segar mengandung senyawa glokosida
sianogenik dan bila terjadi proses oksidasi oleh enzim linamarase maka akan dihasilkan
glukosa dan asam sianida (HCN) yang ditandai dengan bercak warna biru, akan menjadi
toxin (racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50 ppm.
Pengelompokan ubikayu berdasarkan kadar HCN menjadi 3 kelompok, yaitu (1)
tidak boleh dikonsumsi bila kadar HCN lebih dari 100 ppm (rasa pahit), seperti varietas
Adira II, Adira IV dan Thailand, (2) dianjurkan tidak dikonsumsi bila kadar HCN 40 – 100
ppm (agak pahit), seperti varietas UJ-5 dan (3) boleh dikonsumsi kadar HCN kurang dari
40 ppm (tidak pahit), seperti varietas Adira I dan Manado. Ada korelasi antara kadar
HCN ubikayu segar dengan kandungan pati. Semakin tinggi kadar HCN semakin pahit
dan kadar pati meningkat dan sebaliknya. Oleh karenanya, industri tapioka umumnya
menggunakan varietas berkadar HCN tinggi (varietas pahit).
Di samping itu, ubikayu segar mengandung senyawa polifenol dan bila terjadi
oksidasi akan menyebabkan warna coklat (browning secara enzimatis) oleh enzim
fenolase, sehingga warna tepung kurang putih.
Berdasarkan kadar amilosa, ubikayu dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu ubikayu
gembur (kadar amilosa lebih dari 20%) yang ditandai secara fisik bila kulit ari yang
berwarna coklat terkelupas dan kulit tebalnya mudah dikupas, dan ubikayu kenyal
(kadar amilosa kurang dari 20%) yang ditandai bila kulit ari warna coklat tidak
terkelupas (lengket pada kulit tebalnya) dan kulit tebalnya sulit dikupas.
Olahan Langsung (Singkong Segar)
Untuk olahan langsung, sebaiknya digunakan bahan baku singkong yang tidak
pahit. Beberapa jenis olahan singkong saat ini menjadi bisnis yang menguntungkan,
seperti keripik berbumbu dengan berbagai merek: Qtela, Kusuka, dan jenis keripik
balado di Sumatera Barat. Berbagai jenis olahan langsung dengan bahan baku singkong
telah berkembang menjadi industri skala besar, menengah dan rumah tangga (tabel 1)
dengan omset besar bahkan untuk ekspor.
Tabel 1: Jenis olahan langsung bahan baku singkong
No Produk Proses Keterangan
1 Ubi rebus/Ubi goreng
(variasi bumbu)
Pengupasan, pengukusan/
perebusan, penggorengan
Rumah tanggaAgroinovasI 3
Badan Litbang Pertanian Edisi 4-10 Mei 2011 No.3404 Tahun XLI
Produk Intermediate
Gaplek
Gaplek dibuat dari singkong yang dikeringkan setelah dikupas. Masyarakat umumnya
membuat gaplek dengan cara sederhana, yaitu singkong dikupas, utuh atau dibelah
kemudian dijemur. Ada dua jenis gaplek, yaitu gaplek yang putih biasa ditepungkan atau
dibuat thiwul dan gaplek hitam yang disebut gatot. Warna hitam pada gatot dihasilkan
oleh bermacam fungi dan bakteri yang tumbuh karena selama penjemuran, singkong
dibiarkan pada hamparan siang dan malam. Perombakan pati menjadi senyawa yang
lebih sederhana oleh berbagai fungi dan bakteri menyebabkan tekstur gatot menjadi
kenyal.
Tepung Kasava
Singkong dapat diolah menjadi tepung yang dikenal dengan nama tepung kasava
atau tepung gaplek agar lebih tahan disimpan untuk waktu lama dan mudah diolah.
Proses pengerjaannya masih sederhana yaitu: ubikayu setelah dikupas dan dicuci bersih,
kemudian disawut dan dikeringkan. Sawut kering digiling dan diayak dengan ayakan 80
mesh. Untuk mencegah terjadinya pencoklatan, maka sawut ubikayu direndam dalam
larutan sodium bisulfit 0,02% selama 15 menit (Deniwati et al, 1992). Tepung ubikayu
ini juga sangat berguna sebagai bahan baku industri.
Tapioka
Tapioka atau pati ubikayu berguna sebagai bahan baku industri. Singkong setelah
dicuci bersih, kemudian diparut sambil diberi air. Parutan tersebut dimasukkan dalam
air dan disaring, serta diperas sampai patinya keluar semua. Air perasan kemudian
diendapkan dan airnya dibuang. Gumpalan pati diremahkan dengan alat molen sehingga
2 Keripik:
aneka bumbu tradisional-moderen
Pengupasan, pengirisan,
penggorengan, pembumbuan
Industri besar,
menengah, rumah
tangga
3 Balung kethek, manggleng, Pengupasan, pengukusan,
pemotongan, pengeringan,
penggorengan/pembumbuan
Rumah tangga
4 Crakers:
enye-enye, sermier, alen-alen,
slondok
 Pengupasan, pemarutan,
pembumbuan, pengeringan,
penggorengan
Industri menengah,
rumah tangga
5 Fermentasi: tape, peuyeum Pengupasan, pengukusan,
peragian
Rumah tangga
6 Gethuk Pengupasan, pengukusan,
penghancuran, pembumbuan,
penggorengan
Industri menengah,
rumah tangga4
Edisi 4-10 Mei 2011 No.3404 Tahun XLI
AgroinovasI
Badan Litbang Pertanian
bentuknya butiran kasar, selanjutnya dikeringkan dan digiling, serta diayak dengan
ukuran 80 mesh. Ampas hasil pengolahan pati tersebut dapat digunakan untuk makanan
ternak (Setyono et al. 1991). Bagi masyarakat Cirendeu, Cimahi, Kabupaten Bandung
yang tidak makan nasi dari beras, maka ampas tapioka tersebut dijemur, kemudian
dikukus dan disantap bersama sayur dan lauk. Masyarakat setempat menyebutnya
Rasi.
Tepung Kasava Termodifikasi
Adalah tepung singkong yang dibuat dengan menambahkan proses fermentasi
sebelum pengeringan. Untuk fermentasi digunakan starter Bimo-CF untuk memperbaiki
sifat tepung singkong. Fermentasi dilakukan dengan cara merendam sawut atau chips
ubikayu. Setelah perendaman, sawut dipres, dan dikeringkan kemudian digiling. Hasilnya
tepung Kasava-Bimo dengan karakter lebih putih dan tidak beraroma singkong.
Pada pelatihan ini akan dipraktekkan proses pembuatan tepung kasava Bimo yang
merupakan salah satu jenis tepung kasava termodifikasi.

Sagu Kasbi
Sagu kasbi merupakan makanan khas Maluku Utara dibuat dengan cara mencetak
tepung kasbi (singkong) dalam cetakan berbentuk persegi, kemudian memanggangnya
dalam forna/cetakan sagu hingga kering dan matang. Sagu kasbi memiliki rasa tawar,
teksturnya keras, warna putih, bentuk dan ukurannya besar persegi panjang (Sugihono
dan Sarpina, 2007). Jenis makanan ini sangat cocok sebagai bahan pangan di musim
paceklik karena memiliki daya tahan yang lama, yaitu 1-2 tahun, apabila disimpan
dalam kondisi yang baik dan kering. Masyarakat Maluku Utara biasanya mengonsumsi
sagu kasbi sebagai pangan pokok dengan cara mencelupkan ke dalam air atau kuah dari
makanan hingga lembek lalu dikonsumsi bersama lauk pauk, sebagaimana layaknya
mengonsumsi nasi. Selain itu sagu kasbi juga dikonsumsi pada saat sarapan pagi dengan
dicelupkan dalam minuman teh dan kopi. Sekarang sudah dikembangkan sagu kasbi
aneka rasa, dengan bahan ubi kayu, susu bubuk, perisa mangga, perisa jeruk, perisa
stawberry, coklat, dan gula halus (Sugihono dan Sarpina, 2007).
 Kasoami
Adalah makanan khas masyarakat Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Singkong yang telah dikupas, diparut, diperas dibuang airnya, kemudian dikeringkan.
Jika akan dikonsumsi, kasoami dikukus dan disantap dengan sayur dan lauk.
Penggunaan Produk Intermediate
Pengembangan dari produk intermediate singkong terutama tapioka, tepung
kasava, dan tepung kasava-Bimo sangat banyak variasinya. Mi yang banyak dikonsumsi
masyarakat DIY dan Jawa Tengah banyak terbuat dari campuran tepung gaplek dan
tapioka, sebagai contoh mi lethek dan mi Bendo. Untuk industri makanan, tepung
kasava-Bimo 100% dapat digunakan untuk cake dan aneka kue basah, 50% untuk 5
Edisi 4-10 Mei 2011 No.3404 Tahun XLI
AgroinovasI
Badan Litbang Pertanian
pembuatan biskuit, dan 25% untuk mi instan dan roti. Tapioka merupakan bahan baku
untuk industri hilir seperti gula cair, HFS (high fructose syrup), industri pangan lainnya
dan farmasi.
Bioproses
Singkong merupakan bahan baku yang sangat baik untuk produk fermentasi,
karena kadar pati yang tinggi. Beberapa produk tersebut adalah: tape (tradisional),
maltodekstrin, glukosa, fruktosa, sorbitol, bioetanol dan berbagai asam organik. Pada
pelatihan ini akan diuraikan tentang produk-produk tersebut dan praktek proses
pembuatan glukosa cair dari tapioka.

Sulusi Prabawati, Nur Richana dan Suismono - Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
- Jl. Tentara Pelajar 12, Bogor.

Telp: 0251 - 8350920, email: bb_pascapanen@litbang.deptan.go.id

0 komentar:

Posting Komentar