MANFAAT SINGKONG
Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan
salah satu sumber
karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga
terbesar setelah padi dan
jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling
potensial untuk diolah menjadi
tepung.
Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari
kadar air sekitar 60%,
pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak,
0,5% dan kadar abu
1%, karenanya merupakan sumber karbohidrat dan serat
makanan, namun sedikit
kandungan zat gizi seperti protein. Singkong segar
mengandung senyawa glokosida
sianogenik dan bila terjadi proses oksidasi oleh enzim
linamarase maka akan dihasilkan
glukosa dan asam sianida (HCN) yang ditandai dengan bercak
warna biru, akan menjadi
toxin (racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50
ppm.
Pengelompokan ubikayu berdasarkan kadar HCN menjadi 3
kelompok, yaitu (1)
tidak boleh dikonsumsi bila kadar HCN lebih dari 100 ppm
(rasa pahit), seperti varietas
Adira II, Adira IV dan Thailand, (2) dianjurkan tidak
dikonsumsi bila kadar HCN 40 – 100
ppm (agak pahit), seperti varietas UJ-5 dan (3) boleh
dikonsumsi kadar HCN kurang dari
40 ppm (tidak pahit), seperti varietas Adira I dan Manado.
Ada korelasi antara kadar
HCN ubikayu segar dengan kandungan pati. Semakin tinggi
kadar HCN semakin pahit
dan kadar pati meningkat dan sebaliknya. Oleh karenanya,
industri tapioka umumnya
menggunakan varietas berkadar HCN tinggi (varietas pahit).
Di samping itu, ubikayu segar mengandung senyawa polifenol
dan bila terjadi
oksidasi akan menyebabkan warna coklat (browning secara
enzimatis) oleh enzim
fenolase, sehingga warna tepung kurang putih.
Berdasarkan kadar amilosa, ubikayu dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu ubikayu
gembur (kadar amilosa lebih dari 20%) yang ditandai secara
fisik bila kulit ari yang
berwarna coklat terkelupas dan kulit tebalnya mudah dikupas,
dan ubikayu kenyal
(kadar amilosa kurang dari 20%) yang ditandai bila kulit ari
warna coklat tidak
terkelupas (lengket pada kulit tebalnya) dan kulit tebalnya
sulit dikupas.
Olahan Langsung (Singkong Segar)
Untuk olahan langsung, sebaiknya digunakan bahan baku
singkong yang tidak
pahit. Beberapa jenis olahan singkong saat ini menjadi
bisnis yang menguntungkan,
seperti keripik berbumbu dengan berbagai merek: Qtela,
Kusuka, dan jenis keripik
balado di Sumatera Barat. Berbagai jenis olahan langsung
dengan bahan baku singkong
telah berkembang menjadi industri skala besar, menengah dan
rumah tangga (tabel 1)
dengan omset besar bahkan untuk ekspor.
Tabel 1: Jenis olahan langsung bahan baku singkong
No Produk Proses Keterangan
1 Ubi rebus/Ubi goreng
(variasi bumbu)
Pengupasan, pengukusan/
perebusan, penggorengan
Rumah tanggaAgroinovasI 3
Badan Litbang Pertanian Edisi 4-10 Mei 2011 No.3404 Tahun
XLI
Produk Intermediate
Gaplek
Gaplek dibuat dari singkong yang dikeringkan setelah
dikupas. Masyarakat umumnya
membuat gaplek dengan cara sederhana, yaitu singkong
dikupas, utuh atau dibelah
kemudian dijemur. Ada dua jenis gaplek, yaitu gaplek yang
putih biasa ditepungkan atau
dibuat thiwul dan gaplek hitam yang disebut gatot. Warna
hitam pada gatot dihasilkan
oleh bermacam fungi dan bakteri yang tumbuh karena selama
penjemuran, singkong
dibiarkan pada hamparan siang dan malam. Perombakan pati menjadi
senyawa yang
lebih sederhana oleh berbagai fungi dan bakteri menyebabkan
tekstur gatot menjadi
kenyal.
Tepung Kasava
Singkong dapat diolah menjadi tepung yang dikenal dengan
nama tepung kasava
atau tepung gaplek agar lebih tahan disimpan untuk waktu
lama dan mudah diolah.
Proses pengerjaannya masih sederhana yaitu: ubikayu setelah
dikupas dan dicuci bersih,
kemudian disawut dan dikeringkan. Sawut kering digiling dan
diayak dengan ayakan 80
mesh. Untuk mencegah terjadinya pencoklatan, maka sawut
ubikayu direndam dalam
larutan sodium bisulfit 0,02% selama 15 menit (Deniwati et
al, 1992). Tepung ubikayu
ini juga sangat berguna sebagai bahan baku industri.
Tapioka
Tapioka atau pati ubikayu berguna sebagai bahan baku
industri. Singkong setelah
dicuci bersih, kemudian diparut sambil diberi air. Parutan
tersebut dimasukkan dalam
air dan disaring, serta diperas sampai patinya keluar semua.
Air perasan kemudian
diendapkan dan airnya dibuang. Gumpalan pati diremahkan
dengan alat molen sehingga
2 Keripik:
aneka bumbu tradisional-moderen
Pengupasan, pengirisan,
penggorengan, pembumbuan
Industri besar,
menengah, rumah
tangga
3 Balung kethek, manggleng, Pengupasan, pengukusan,
pemotongan, pengeringan,
penggorengan/pembumbuan
Rumah tangga
4 Crakers:
enye-enye, sermier, alen-alen,
slondok
Pengupasan,
pemarutan,
pembumbuan, pengeringan,
penggorengan
Industri menengah,
rumah tangga
5 Fermentasi: tape, peuyeum Pengupasan, pengukusan,
peragian
Rumah tangga
6 Gethuk Pengupasan, pengukusan,
penghancuran, pembumbuan,
penggorengan
Industri menengah,
rumah tangga4
Edisi 4-10 Mei 2011 No.3404 Tahun XLI
AgroinovasI
Badan Litbang Pertanian
bentuknya butiran kasar, selanjutnya dikeringkan dan
digiling, serta diayak dengan
ukuran 80 mesh. Ampas hasil pengolahan pati tersebut dapat
digunakan untuk makanan
ternak (Setyono et al. 1991). Bagi masyarakat Cirendeu,
Cimahi, Kabupaten Bandung
yang tidak makan nasi dari beras, maka ampas tapioka
tersebut dijemur, kemudian
dikukus dan disantap bersama sayur dan lauk. Masyarakat
setempat menyebutnya
Rasi.
Tepung Kasava Termodifikasi
Adalah tepung singkong yang dibuat dengan menambahkan proses
fermentasi
sebelum pengeringan. Untuk fermentasi digunakan starter
Bimo-CF untuk memperbaiki
sifat tepung singkong. Fermentasi dilakukan dengan cara
merendam sawut atau chips
ubikayu. Setelah perendaman, sawut dipres, dan dikeringkan
kemudian digiling. Hasilnya
tepung Kasava-Bimo dengan karakter lebih putih dan tidak
beraroma singkong.
Pada pelatihan ini akan dipraktekkan proses pembuatan tepung
kasava Bimo yang
merupakan salah satu jenis tepung kasava termodifikasi.
Sagu Kasbi
Sagu kasbi merupakan makanan khas Maluku Utara dibuat dengan
cara mencetak
tepung kasbi (singkong) dalam cetakan berbentuk persegi,
kemudian memanggangnya
dalam forna/cetakan sagu hingga kering dan matang. Sagu
kasbi memiliki rasa tawar,
teksturnya keras, warna putih, bentuk dan ukurannya besar
persegi panjang (Sugihono
dan Sarpina, 2007). Jenis makanan ini sangat cocok sebagai
bahan pangan di musim
paceklik karena memiliki daya tahan yang lama, yaitu 1-2
tahun, apabila disimpan
dalam kondisi yang baik dan kering. Masyarakat Maluku Utara
biasanya mengonsumsi
sagu kasbi sebagai pangan pokok dengan cara mencelupkan ke
dalam air atau kuah dari
makanan hingga lembek lalu dikonsumsi bersama lauk pauk,
sebagaimana layaknya
mengonsumsi nasi. Selain itu sagu kasbi juga dikonsumsi pada
saat sarapan pagi dengan
dicelupkan dalam minuman teh dan kopi. Sekarang sudah
dikembangkan sagu kasbi
aneka rasa, dengan bahan ubi kayu, susu bubuk, perisa
mangga, perisa jeruk, perisa
stawberry, coklat, dan gula halus (Sugihono dan Sarpina,
2007).
Kasoami
Adalah makanan khas masyarakat Kabupaten Wakatobi, Sulawesi
Tenggara.
Singkong yang telah dikupas, diparut, diperas dibuang
airnya, kemudian dikeringkan.
Jika akan dikonsumsi, kasoami dikukus dan disantap dengan
sayur dan lauk.
Penggunaan Produk Intermediate
Pengembangan dari produk intermediate singkong terutama
tapioka, tepung
kasava, dan tepung kasava-Bimo sangat banyak variasinya. Mi
yang banyak dikonsumsi
masyarakat DIY dan Jawa Tengah banyak terbuat dari campuran
tepung gaplek dan
tapioka, sebagai contoh mi lethek dan mi Bendo. Untuk
industri makanan, tepung
kasava-Bimo 100% dapat digunakan untuk cake dan aneka kue
basah, 50% untuk 5
Edisi 4-10 Mei 2011 No.3404 Tahun XLI
AgroinovasI
Badan Litbang Pertanian
pembuatan biskuit, dan 25% untuk mi instan dan roti. Tapioka
merupakan bahan baku
untuk industri hilir seperti gula cair, HFS (high fructose
syrup), industri pangan lainnya
dan farmasi.
Bioproses
Singkong merupakan bahan baku yang sangat baik untuk produk
fermentasi,
karena kadar pati yang tinggi. Beberapa produk tersebut
adalah: tape (tradisional),
maltodekstrin, glukosa, fruktosa, sorbitol, bioetanol dan
berbagai asam organik. Pada
pelatihan ini akan diuraikan tentang produk-produk tersebut
dan praktek proses
pembuatan glukosa cair dari tapioka.
Sulusi Prabawati, Nur Richana dan Suismono - Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
- Jl. Tentara Pelajar 12, Bogor.
Telp: 0251 - 8350920, email:
bb_pascapanen@litbang.deptan.go.id
0 komentar:
Posting Komentar