BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Matematika
sebagai salah satu disiplin ilmu mempunyai peranan penting dalam mengembangkan
kemampuan peserta didik termasuk kemampuan berpikirnya. Matematika dapat
menjadikan seseorang menjadi manusia yang dapat berpikir luas secara logis,
kritis, dan rasional serta dapat membantu dalam hal pemecahan suatu masalah. Hal
ini sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan bahwa tujuan pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan
penataan nalar, berpikir kritis, pembentukan sikap siswa serta kemampuan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan (Depdiknas, 2004). Menurut
Ruseffendi dalam (Miliyawati, 2012) menyatakan bahwa matematika terbentuk
sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan
penalaran. Dengan kata lain, matematika sebagai ilmu yang mengembangkan sikap
berpikir kritis, dinamis, dan terbuka tidak dapat dipisahkan dengan penalaran. Hal ini
sejalan dengan tujuan Kurikulum 2013, yaitu mempersiapkan generasi bangsa agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif.
Dalam
pembelajaran matematika, keterampilan pemecahan masalah memiliki peranan
penting yaitu sebagai kemampuan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep dan
modal keberhasilan bagi siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Pentingnya keterampilan pemecahan
masalah juga tertera pada pernyataan Nurdailah, dkk (2010) bahwa pemecahan
masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena
dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh
pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk
diterapkan pada pemecahan masalah yang tidak rutin.
Menurut NCTM, disebutkan bahwa
pemecahan masalah (problem solving),
penalaran dan pembuktian (reasoning and
proof), komunikasi matematis (communication),
keterkaitan dalam matematika (connection)
dan representasi (representation)
merupakan standar proses pembelajaran matematika yang harus dimiliki dan
dikembangkan siswa dalam pembelajaran matematika dengan tujuan tercapainya
pembelajaran yang maksimal.
Sejalan dengan tujuan dari mata
pelajaran matematika yang dimuat dalam standar isi mata pelajaran matematika
pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah agar siswa mampu memecahkan
masalah matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah,merancang model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh (Depdiknas, 2006).
Pentingnya pembelajaran pemecahan
masalah di sekolah antara lain untuk meningkatkan kebiasaan
berpikir dan kreativitas siswa. Karena
melalui kegiatan pemecahan masalah, diharapkan penguasaan materi matematika
lebih baik dan kreativitas siswa lebih mudah berkembang (Tambunan, 2014).
Selain itu, disposisi matematis siswa juga sangat
diperlukan dalam pembelajaran yaitu bagaimana siswa memiliki keinginan untuk mengerti
matematika dengan cara berpikirnya, cara mengolah informasi dan mendefinisikan setiap permasalahan
matematika. Hal ini, cukup dirasakan sulit untuk bisa mencapainya
melihat bahwasanya kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis sangat
penting. Untuk itu, dibutuhkan adanya sebuah strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam hal
memecahkan suatu permasalahan tentu dibutuhkan kreativitas kebiasaan berpikir
untuk memecahkan suatu permasalahan
tersebut. Kebiasaan berpikir tentu menjadi penentu keunggulan. Daya
kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan oleh kebiasaan berpikir setiap sumber
daya manusianya. Individu yang memiliki kebiasaan berpikir dapat memandang
setiap permasalahan dari berbagai perspektif. Hal demikian akan memungkinkan
individu tersebut memperoleh berbagai alternatif strategi pemecahan masalah.
Menurut Mann
(2005), tuntutan kepada institusi pendidikan untuk mengembangkan kebiasaan
berpikir kreatif siswa semakin mengemuka. Melalui kegiatan pembelajaran
matematika kebiasaan berpikir menjadi salah satu fokus pembelajaran matematika
dan siswa diharapkan mempunyai kebiasaan berpikir yang logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif sehingga mampu menjawab dan menyelesaikan
permasalahan yang ada.
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan bagaimana
pengaruh strategi habits of mind terhadap
peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.
B.
BATASAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membatasi permasalahan
dalam penelitian ini agar tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi pada
hal-hal berikut:
1. Masalah
yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh strategi habits of mind
terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa
2. Penelitian
dilakukan terhadap siswa kelas XI
C.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana pengaruh
strategi habits of mind terhadap
peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa?
D.
TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi habits of mind terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan
disposisi matematis siswa
E.
MANFAAT
PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi peneliti khusunya maupun pihak lain yang sedang dan
akan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diantaranya:
Secara
Teoritis
1. Penelitian
ini diharapkan memberikan sumbangan keilmuan terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan terutama yang berkaitan dengan strategi habits of
mind, kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis
2. Sebagai
bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang akan melakukan penelitian
serupa pada masa yang akan datang.
Secara
Praktis
1. Bagi
siswa, melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat mengetahui pengaruh strategi habits of
mind
sehingga mampu mengoptimalkan proses belajar untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan disposisi
matematis.
2. Bagi
guru, hasil penelitian ini diharapkan membantu guru untuk mengetahui pengaruh strategi habits
of mind sehingga dapat dirancang suatu pembelajaran yang
mampu mengakomodasi dan memfasilitasi semua siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan
disposisi matematis.
3. Bagi
pembaca, dapat mengetahui pengaruh
strategi habits of mind terhadap
peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa
4. Bagi
peneliti, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh strategi habits
of mind terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi
matematis siswa.
F.
DEFINISI
OPERASIONAL
Dalam rangka menghindari terjadinya
perbedaan penafsiran istilah yang digunakan pada penelitian ini, diperlukan
definisis operasional sebagai berikut:
1. Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi
atau dapat mengubah sesuatu hal yang diinginkan.
2. Habits
of mind adalah kebiasaan
berpikir seseorang untuk memecahkan suatu masalah dilihat dari berbagai
persepsi.
3. Pengaruh strategi habits
of mind adalah gambaran atau deskripsi tentang bagaimana pengaruh strategi habits
of mind terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi
matematis
4. Kemampuan pemecahan masalah adalah usaha mencari jalan
keluar dari suatu kesulitan untuk mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah
dapat segera dicapai
5. Disposisi matematis adalah keterkaitan dan apresiasi terhadap matematika
yaitu suatu kecenderungan
untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang positif.
0 komentar:
Posting Komentar