Pages

Rabu, 11 Januari 2017

LATAR BELAKANG

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kemampuan peserta didik termasuk kemampuan berpikirnya. Matematika dapat menjadikan seseorang menjadi manusia yang dapat berpikir luas secara logis, kritis, dan rasional serta dapat membantu dalam hal pemecahan suatu masalah. Hal ini sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan bahwa tujuan pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan penataan nalar, berpikir kritis, pembentukan sikap siswa serta kemampuan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Depdiknas, 2004). Menurut Ruseffendi dalam (Miliyawati, 2012) menyatakan bahwa matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Dengan kata lain, matematika sebagai ilmu yang mengembangkan sikap berpikir kritis, dinamis, dan terbuka tidak dapat dipisahkan dengan penalaran. Hal ini sejalan dengan tujuan Kurikulum 2013, yaitu mempersiapkan generasi bangsa agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.
Dalam pembelajaran matematika, keterampilan pemecahan masalah memiliki peranan penting yaitu sebagai kemampuan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep dan modal keberhasilan bagi siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Pentingnya keterampilan pemecahan masalah juga tertera pada pernyataan Nurdailah, dkk (2010) bahwa pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang tidak rutin.
Menurut NCTM, disebutkan bahwa pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi matematis (communication), keterkaitan dalam matematika (connection) dan representasi (representation) merupakan standar proses pembelajaran matematika yang harus dimiliki dan dikembangkan siswa dalam pembelajaran matematika dengan tujuan tercapainya pembelajaran yang maksimal.
Sejalan dengan tujuan dari mata pelajaran matematika yang dimuat dalam standar isi mata pelajaran matematika pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah agar siswa mampu memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah,merancang model dan menafsirkan solusi yang diperoleh (Depdiknas, 2006).
Pentingnya pembelajaran pemecahan masalah di sekolah antara lain untuk meningkatkan kebiasaan berpikir dan kreativitas siswa. Karena melalui kegiatan pemecahan masalah, diharapkan penguasaan materi matematika lebih baik dan kreativitas siswa lebih mudah berkembang (Tambunan, 2014).
Selain itu, disposisi matematis siswa juga sangat diperlukan dalam pembelajaran yaitu bagaimana siswa memiliki keinginan untuk mengerti matematika dengan cara berpikirnya, cara mengolah informasi dan  mendefinisikan setiap permasalahan matematika. Hal ini, cukup dirasakan sulit untuk bisa mencapainya melihat bahwasanya kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis sangat penting. Untuk itu, dibutuhkan adanya sebuah strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam hal memecahkan suatu permasalahan tentu dibutuhkan kreativitas kebiasaan berpikir untuk memecahkan suatu permasalahan  tersebut. Kebiasaan berpikir tentu menjadi penentu keunggulan. Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan oleh kebiasaan berpikir setiap sumber daya manusianya. Individu yang memiliki kebiasaan berpikir dapat memandang setiap permasalahan dari berbagai perspektif. Hal demikian akan memungkinkan individu tersebut memperoleh berbagai alternatif strategi pemecahan masalah.
Menurut Mann (2005), tuntutan kepada institusi pendidikan untuk mengembangkan kebiasaan berpikir kreatif siswa semakin mengemuka. Melalui kegiatan pembelajaran matematika kebiasaan berpikir menjadi salah satu fokus pembelajaran matematika dan siswa diharapkan mempunyai kebiasaan berpikir yang logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif sehingga mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan yang ada.
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan bagaimana pengaruh strategi habits of mind terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.

B.     BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini agar tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1.      Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh strategi habits of mind terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa
2.      Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI

C.    RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh strategi habits of mind terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa?

D.    TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi habits of mind terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa

E.     MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti khusunya maupun pihak lain yang sedang dan akan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diantaranya:

Secara Teoritis
1.      Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan keilmuan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan strategi habits of mind, kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis
2.      Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa pada masa yang akan datang.
Secara Praktis
1.      Bagi siswa, melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat mengetahui pengaruh strategi habits of mind sehingga mampu mengoptimalkan proses belajar untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis.
2.      Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan membantu guru untuk mengetahui pengaruh strategi habits of mind sehingga dapat dirancang suatu pembelajaran yang mampu mengakomodasi dan memfasilitasi semua siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis.
3.      Bagi pembaca, dapat mengetahui pengaruh strategi habits of mind terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa
4.      Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh strategi habits of mind terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.

F.     DEFINISI OPERASIONAL
Dalam rangka menghindari terjadinya perbedaan penafsiran istilah yang digunakan pada penelitian ini, diperlukan definisis operasional sebagai berikut:
1.      Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi atau dapat mengubah sesuatu hal yang diinginkan.
2.      Habits of mind adalah kebiasaan berpikir seseorang untuk memecahkan suatu masalah dilihat dari berbagai persepsi.
3.      Pengaruh strategi habits of mind adalah gambaran atau deskripsi tentang bagaimana pengaruh strategi habits of mind terhadap peningkatan  kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis
4.      Kemampuan pemecahan masalah adalah usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan untuk mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah dapat segera dicapai
5.      Disposisi matematis adalah keterkaitan  dan apresiasi terhadap  matematika  yaitu  suatu  kecenderungan  untuk  berpikir  dan bertindak dengan cara yang positif.

0 komentar:

Posting Komentar