Pages

Rabu, 11 Januari 2017

Biar Kami yang Perkasa, Berjuang

Biar Kami yang Perkasa, Berjuang

oleh Gina Aisyah

untuk mereka yang bangga menyebut dirinya Indonesia



Kami yang dibesarkan disini, ditimang dedaunan jati dan disuguhkan sejuk embun

Bagaimana bisa menyerah memberikan tanah ini pada kalian?

Kami yang tumbuh di tanah ini, bermain bola api dan tertawa dalam kilap

Tak akan berhenti menyerang dan bertahan, untuk tanah ini

Karna ibu telah wariskan ini pada kami, dan ini bukan hak kalian



Kalian bisa bawa kuasa, dengan senapan berasap teracung ke udara

Tapi ini bumi milik kami

Kalian bisa usir ruh kami dari jasad, tapi cinta kami tetap tinggal

Membiarkan darah yang terjatuh sebagai penyubur akar jati

Dan nafas terakhir kami yang melayang ke udara

Sebagai perimbun dedaunan beringin

Dan kalian yang tertawa diatas jasad kami akan tersadar

Bahwa ikatan kami dan tanah ini tak akan berakhir



Biar peluh kami meleleh, biar darah kami mengering

Kami katakan lagi, takkan berhenti gema perlawanan di udara

Untuk anak cucu kami yang nanti pagi akan lahir

Tak kan kami bairkan mereka menangis kehilangan warisannya

Takkan kami biarkan mereka lapar kehilangan kebunnya

Tak kan kami biarkan mereka papa kehilangan buminya

Maka biar kami yang berjuang

Untuk tanah ini, untuk mereka, untuk diri kami

Maka biar kami yang hadapi panas peluru kalian

Biar kami yang rasakan keras hunusan kalian di tubuh

Biar kami yang katakan bahwa kami bukan pemuda pengecut!



Majulah, kami masih sanggup walau bawa luka di tubuh

Yang mati biarkan tersenyum di surga

Kami akan berjuang untuk mereka yang telah pergi dan akan datang

Bidik dada kami, dan denyut kami akan berhenti

Tapi semangat kami akan diteruskan yang masih tersisa

Airmata yang jatuh di bumi kami kelak akan terbayar

Kehilangan pahlawan bagi istri kami tak seberapa

Kekasihnya telah menjelma jadi patriot yang membela tanah air

Biar dikenangkan cerita kami yang perkasa kepada bayi nanti pagi



Kalian, manusia biadab dengan senapan berasap teracung di udara

Kami takut pada kematian, tapi tak akan gentar

Telah kami hadapi apa-apa yang kalian hadapkan pada kami

Maka biar kehilangan di rumah menjadi cerita

Biar saja airmata menjadi tugu pengingat

Di detik ini, setelah bulan sabit mengacung di pembaringan

Akan kami hadapi maut dan segala kesakitannya

Untuk tunjukkan pada kalian,

Kami bangsa yang perkasa!

0 komentar:

Posting Komentar