Pages

Rabu, 21 Januari 2015

RANGKUMAN BUKU "PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP BERBASIS ISLAM & KEARIFAN LOKAL"


Manusia merupakan modal pembangunan dalam mewujudkan kemakmuran dan meninggikan martabat Negara. Manusia sebagai khalifah Tuhan di muka bumi berfungsi mewujudkan kemakmuran universal. Manusia diberi kecerdasan akal dan modal material, berupa alam semesta beserta isinya. Alam raya sebagai faktor produksi meliputi semua sumber penghasilan pokok yang dapat manusia peroleh, seperti tanah, pegunungan, hutan, sungai, binatang, unggas dan sebagainya; yang berada di bawah permukaan dalam bentuk mineral-mineral laut, ikan, barang tambang seperti logam dan sebagainya; dan di atas permukaan seperti hujan, angin, keadaan-keadaan geografis, cuaca dan sebagainya. Dengan modal material yang dianugerahkan oleh Tuhan, kita sebagai manusia patut mensyukuri dan bisa memanfaatkan dan memanipulasi sumber daya yang ada dalam hal positif tentu untuk kemakmuran Negara. Namun tidak boros.
Istilah entrepreneur berasal dari bahasa Prancis: entreprende, yang dalam bahasa Indonesia diartikan wirausaha atau kewirausahaan. Entreprende secara harfiah berarti mengambil langkah memasuki suatu aktifitas tertentu, sebuat enterprise, atau menyambut tantangan.
Menurut Swasono, entrepreneur dalam akar tradisi Indonesia sebangun dengan karakteristik saudagar. Secara harfiah, “sau” berarti “seribu” dan “dagar” berarti “akal”. Jadi, karakteristik saudagar memiliki “seribu akal” tentang cara mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber daya secara produktif dan efisien, berani menerjang paradigm yang ada, membuka alternatif dan peluang baru. Dalam berwirausaha, kita juga harus memiliki kreatifitas dan inovasi dalam menjalankannya yang sudah barang tentu berbasis Islam. Kepribadian kita harus baik tentu dibarengi dengan perilaku dan kemampuan/keterampilan yang kita miliki.
Sebelum berwirausaha, tentu kita harus mengetahui dan mempelajari hal-hal apa saja yang penting dalam berwirausaha. Dalam entrepreneurship, kita juga mengenal pendidikan wirausaha. Pendidikan kewirausahaan mengembangkan konsep pendidikan holistik, yakni mendidik manusia seutuhnya. Meliputi 4 H (Head, Hand, Health, dan Heart). Praktik pembelajaran bersumbu pada target mengembangkan keterampilan hidup dengan mengintegrasikan diskusi kelas dengan perpustakaan, laboratorium dan praktikum serta pelayanan masyarakat dalam mewujudkan kemaslahatan umum, antara lain: memelihara agama, jiwa, harta, akal dan keturunan.
Keterampilan utama profesi penjual adalah manajmen diri dan keterampilan berhubungan dengan orang lain (komunikasi, relasi dan kepemimpinan).
Soemanto mengidentifikasi lima keterampilan yang diperlukan oleh seorang entrepreneur, yakni keterampilan berpikir kreatif, keterampilan dalam mengambil keputusan, kepemimpinan, manajerial, dan keterampilan dalam bergaul antar manusia.
Selain itu kita juga mengenal model-model dalam pendidikan kewirausahaan, seperti:

1.      Pendidikan Kecakapan Hidup
2.      Pendidikan Keaksaraan Fungsional
3.      Laboratorium Bisnis Sekolah
4.      Kampus Entrepreneuria

Di sisi lain kita juga mempunyai landasan etik pendidikan kewirausahaan, yakni: Iman, takwa, sabar, syukur, sodakoh, silaturahmi, ikhtiar dan tawakal.
Agar usaha kita sukses tentu kita harus mempunyai strategi-strategi dalam berwirausaha yang dimaksudkan agar usaha yang kita tekuni dapat sukses dan dapat diridhoi oleh Allah SWT. Adapun strategi yang bisa kita jalankan ada 3 yaitu: praktikum dan proyek, dialog dan penalaran ilmiah, serta graduasi (metode Islam dalam dakwah dan pengajaran agama). Dari ke tiga aspek tersebut diharapkan kita bisa mengatasi segala sesuatu dengan semangat, dan juga dibarengi dengan rasa cinta kita terhadap Allah SWT agar usaha yang kita tekuni dapat bermanfaat bagi semua orang yang terkait. Selain itu kita sebagai entrepreneur juga memerlukan dukungan lebih luas menyangkut kebijakan-kebijakan yang ada di masyarakat dan partisipasi masyarakat juga.


0 komentar:

Posting Komentar