BAB 1
PENDAHULUAN
Di zaman modern sekarang ini, bangsa
kita khususnya remaja-remaja Indonesia sedang mengalami krisis moral. Krisis
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yang salah satu faktornya itu terjadi
karena banyak pengaruh-pengaruh negatif dari luar yang secara langsung diterima
oleh masyarakat tanpa melakukan penyaringan terlebih dahulu. Sehingga, banyak
perilaku-perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma atau karakter
serta akidah dalam islam, contohnya seperti meminum minuman keras, menyalah gunakan
narkoba, tawuran antar sekolah, seksualitas dan lain sebagainya. Kenakalan
remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku
menyimpang. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena
dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Dan akan berdampak pada bangsa
Indonesia ke depan, karena bagaimana pun remaja Indonesia akan menjadi generasi
penerus agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi.
Berdasarkan
hal tersebut, kami merumuskan masalah: apa definisi remaja? Lalu, apa
permasalahan yang sering kali remaja hadapi dalam kehidupan? Dan, faktor apa
yang mempengaruhi remaja melakukan penyimpangan? Serta, bagaimana solusi
menhadapi permasalahan-permasalahan remaja?
Adapun
tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui definisi remaja,
untuk mengetahui berbagai macam permasalahan yang sering remaja hadapi di dalam
kehidupan, dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi remaja
melakukan penyimpangan, serta untuk mengetahui solusi atau pemecahannya dari
masalah-masalah tersebut sehingga menjadikan remaja Indonesia menjadi remaja
yang berperilaku baik.
Jika remaja islam mengerti akan problematika-problematika
yang terjadi, maka remaja Indonesia akan lebih mengerti tentang rasa
kebertanggung jawaban dalam kehidupan bermasyarakat, serta kemandirian akan
semakin kuat, dan sudah barang tentu akan lebih menjadikan Indonesia sebagai negara
yang bermartabat dengan karakteristik islam itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
REMAJA
Remaja berasal dari bahasa latin “adolensence” yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang
dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh
status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Masa remaja adalah peralihan dari masa
anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi
untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi
pria.1
Remaja adalah masa peralihan di antara
masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan
masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah
anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan
pula orang dewasa yang telah matang.2
Hal senada diungkapkan bahwa remaja (adolescene)
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia
remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun
= masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun
= masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa
remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja
awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja
akhir 18 – 21 tahun.3
Definisi yang dipaparkan di atas,
menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak
dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa
tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun
psikologis.4
Kami pun sependapat
dengan definisi remaja menurut para ahli, kami mendefinisikan remaja adalah
peralihan pola pikir dan tingkah laku dari kanak-kanak menuju dewasa, dan
inilah masa yang paling rawan dibanding masa yang lain, karena pada saat inilah
faktor lingkungan sangat berpengaruh, yang dibarengi dengan kondisi psikis
remaja yang masih sangat labil sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan
bagi diri dan keluarganya sendiri.
B.
PROBLEMATIKA REMAJA
Kenakalan
remaja terjadi dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi seperti faktor yang
bersumber dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan masyarakat.
Dalam
keluarga, indikator yang mempengaruhi kepada anak yaitu:
1. Status
sosial-ekonomi yang rendah, hal ini berpotensi menghasilkan anak yang beresiko
menjadi anak yang gampang bergaul dengan siapapun
2. Situasi
keluarga dengan orang tua tunggal (single parent family situation), hal ini
terjadi karena orang tua anak yang bercerai dan kemudian sang anak menjadi
kurang diperhatikan karena ada salah seorang figur yang hilang dari kehidupannya
3. Kurangnya
komunikasi antara orang tua dan anak dengan baik sehingga sang anak akan
melakukan segala sesuatunya sesuai kehendak atau keinginannya sendiri. Apalagi
jika komunikasi yang digunakan adalah komunikasi kekerasan fisik dan verbal
misalnya main pukul, mencela, menghardik dan sejenisnya
4. Panutan
negatif dari orang tua sehingga sang anak kerap mencontoh atau menirunya
5. Jumlah
anak yang banyak, anak yang berasal dari keluarga besar akan menjadi anak yang
beresiko apabila disertai dengan kemiskinan yang dialami keluarganya
Selanjutnya
pada faktor teman sebaya, indikator yang mempengaruhi yaitu:
1. Pengaruh
negatif, anak yang dipengaruhi secara negatif oleh teman sebayanya berpotensi
menjadi anak yang nakal, pembohong, dan lain sebagainya
2. Masalah
tingkah laku di sekolah atau di masyarakat, teman yang memiliki tingkah laku
yang bermasalah akan mempengaruhi perilaku anak cenderung mengikuti pergaulan
dengan temannya
3. Menjadi
anggota gang atau kelompok
Kemudian,
faktor lingkungan masyarakat indikator yang mempengaruhi yaitu:
1. Kultur
yang tidak aman dengan kekerasan yang berlebihan, akan menimbulkan anak yang
beresiko [1]memiliki
rasa yang tempramen
2. Hilangnya
kesempatan untuk berekreasi atau sosialisasi dalam lingkungan masyarakat
3. Kurangnya
sumber daya sosial dan kesehatan mental.5
Banyaknya permasalahan remaja saat ini,
menjadikan banyak ahli dalam bidang psikologi yang menyebutnya sebagai masa
krisis. Pada masa ini, perubahan terjadi secara drastis dan mengakibatkan
terjadinya kondisi psikis yang belum mantap yang dialami oleh para remaja.
Dalam makalah ini, kami ada analisis
beberapa permasalahan remaja yang berkembang saat ini, yakni terjadinya
pergaulan bebas, pengaruh narkoba, dan tawuran.
1.1
Pergaulan Bebas
Akibat globalisasi yang telah
berkembang pesat, menjadikan pengaruh terhadap Negara Indonesia yaitu terjadinya perubahan
teknologi yang semakin canggih sehingga kita bisa mencari informasi bahkan saling
tukar informasi dengan berbagai negara. Salah satu bentuk globalisasi adalah
westernisasi. Westernisasi menciptakan budaya baru di Indonesia. Salah
satunya budaya pergaulan bebas. Banyaknya informasi mengenai kehidupan barat
dijadikan sebagai pedoman bagi para remaja. Mereka tidak peduli dengan
baik atau buruknya budaya tersebut terhadap dirinya. Semakin terbukanya
arus informasi mempermudah bagi para remaja untuk mengikuti kehidupan di barat.
Ditambah lagi dengan pergaulan antar teman yang semakin tidak sehat.
Godaan yang amat besar pada usia remaja adalah
“rasa ketertarikan terhadap lawan jenis”. Memang, rasa tertarik terhadap lawan
jenis adalah fitrah manusia, baik wanita atau lelaki. Namun kalau kita tidak
bisa mengatur perasaan tersebut, maka akan menjadi mala petaka yang
amat besar, baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. Sudah
Allah tunjukkan dalam sebuah hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
فَالْعَيْنَانِ
زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ
زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا
وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
” Zina kedua mata
adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah
dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah
dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu
kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR.
Muslim)
Saat ini kita dihadapkan oleh
perilaku remaja yang melakukan hubungan seks di luar nikah. Dalam lingkungan
yang memiliki norma dan nilai, hubungan seksual di luar nikah tidak dibenarkan.
Hubungan seks di luar nikah tersebut termasuk perilaku menyimpang karena
dianggap telah melanggar norma yang ada dalam masyarakat. Para remaja yang
kurang mendapatkan pembekalan agama dan kurang mempertimbangkan dampak negatif
dari hubungan seks di luar nikah tersebut bisa terpengaruh oleh media massa
terutama televisi yang menyajikan berbagai acara yang dapat merangsang
pertumbuhan seksual remaja. Seksualitas juga dapat terjadi karena adanya rasa
suka sama suka lawan jenis yang kemudian dengan rasa itu maka terjadilah
kejadian yang tidak seharusnya terjadi.
1.2
Pengaruh Narkoba
Narkoba merupakan salah satu
permasalahan remaja yang cukup serius. Tidak sedikit remaja yang terjerumus
oleh narkoba. Alasannya karena diajak teman ataupun hanya sekedar
coba-coba, dan akhirnya malah terjerumus. Bukan hal yang mudah untuk lepas dari
pengaruh narkoba. Biasanya pecandu harus mejalani masa rehabilitasi yang cukup
lama untuk terbebas dari narkoba.
Banyak dampak yang diakibatkan oleh
narkoba, baik fisik maupun psikis. Selain itu dari penggunaannya dapat
menularkan virus yang sangat berbahaya, yaitu HIV. Sebab, Direktur R.S. Marzuki
Mahdi, Dr. Amir Hussein Anwar, menyatakan ada sekitar 500.000
pengguna narkoba jarum suntik di Indonesia terkena HIV positif. Akibat lain
dari penggunaan narkoba adalah dapat merubah perilaku seseorang, biasanya
pecandu narkoba lebih temperamental dan emosional.[2]
Inilah hal sangat mengkhawatirkan,
karena mereka adalah calon-calon pemimpin bangsa ini di masa mendatang. Melihat
keadaan remaja saat ini, entah bagaimana masa depan Indonesia. Kalau bukan
mereka, siapa lagi yang akan mengemban tanggung jawab dalam menjalankan
negeri ini. Karena pemuda adalah gambaran bangsa di masa yang akan datang.
Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Maidah : 90)
Sesungguhnya setan
itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
(Kitab Suci Alqur'an. Al-Maidah : 91)
1.3
Tawuran
Antar Pelajar
Tawuran antar pelajar adalah pertemuan antara dua
atau lebih kelompok yang sama-sama kurang berpendidikan mampu menimbulkan
perkelahian diantara mereka ditempat umum sehingga orang lain yang tidak
bersalah banyak menjadi korban. Tawuran antar pelajar ini termasuk ke dalam
jenis penyimpangan kolektif (group deviaton) dimana pelajar yang berlaku dalam
masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidak amanan, ketidak nyamanan
serta tindak kriminalitas lainnya.4 Tawuran antar pelajar dapat
dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang
menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus
ikut tindak kenakalan tersebut. Padahal mereka pun sadar bahwa dengan mereka
ikut serta dalam tawuran antar pelajar tersebut akan merugikan dirinya sendiri
dan masyarakat, namun ironisnya mereka menganggap itu semua sebagai cara mereka
untuk mempertahankan kelompok atau sekolah mereka masing-masing.
Pengaruh buruk dari orang tua dapat juga menjadi
faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar. Sebagai contohnya ketika
terjadi percekcokan antara ayah dan ibunya, dan terlebih sang ayah selalu melakukan
tindakan asusila seperti memukul istrinya dan tanpa disadari sang anak melihat kejadian
tersebut sehingga sang anak cenderung ingin mempraktekan apa yang terjadi pada
orang tuanya. Di sini kembali lagi pada prinsip awal bahwa baik buruknya
seorang anak dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku orang tuanya. Seorang
remaja yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja
tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan
membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja
bereaksi anarkis.
Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau
bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolah. Bahkan
saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi
sebab-sebab lainnya.
Dari Ibnu Mas’ud r.a., katanya:
“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Mencaci-maki seorang Muslim adalah suatu
kefasikan, sedang memeranginya, membunuhnya adalah kekuf[3]uran.”
(Muttafaq ‘alaih)
C. PEMECAHAN DARI MASALAH
REMAJA
Untuk menghindari masalah yang timbul
akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai,
peran orang tua sangat dibutuhkan. Orang tua hendaknya juga memberikan
kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si
remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun
mengada-ada. Si remaja diberi pengertian yang jelas sekaligus diberikan
teladan. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat
mengurangi waktu bermain tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak
mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka
dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari, mereka
dididik mandiri. Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan masa depan
si remaja, mereka diarahkan agar dapat memilih sekolah yang diharapkan serta
mengembangkan bakat yang ada, untuk pemilihan studi lanjut tidak semata-mata
karena keinginan orang tua dan pilihan orang tua. Pemaksaan ini justru akan
berakhir dengan kekecewaan, sebab meski ada sebagian anak yang berhasil
mengikuti kehendak orang tuanya, tetapi tidak sedikit yang frustasi dan
akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama
kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian
menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang. Dengan banyaknya waktu luang
yang dimiliki remaja maka tindakan iseng sering dilakukan untuk mengisi waktu
luang hal ini dimaksudkan juga untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian
yang diharapakan dapat berasal dari orang tuanya maupun kawan sepermainannya.
Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu
bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu
di malam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, seksualitas dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, orang tua hendaknya memberikan pengarahan yang berdasarkan
cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti itu akan merugikan dirinya
sendiri, orang tua, maupun lingkungannya. Dalam memberikan pengarahan, orang
tua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka. Jangan terlalu ikut campur
dengan urusan remaja. Ada kemungkinan keisengan remaja adalah semacam
”refresing” atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas sekolah. Dan apabila
anak suka berkelahi orang tua bisa mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan
bela diri. Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang
sedang jatuh cinta, orang tua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antara pengawasan
dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang
diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar meraka tidak
ketakutan dengan orang tua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan
sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orang tua dapat memberi lebih
banyak kebebasan kepada anak. Namun harus tetap dijaga agar mereka tidak salah
jalan, menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orang tua dengan
anak. Apabila orang tua tidak setuju hendaknya diutarakan dengan bijaksana
jangan hanya dengan kekuasaan dan kekerasan. Berilah pengertian sebaik-baiknya,
bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang
penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak.
Orang tua hendaknya menjadi sahabat anak. Orang tua hendaknya selalu menjalin
dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya, sehingga anak tidak
merasa takut mengutarakan masalahnya kepada orang tua. Selanjutnya, apabila
suasana di rumah nyaman, orang tua tidak berlaku otoriter dan anak merasakan
kedamaian dan kasih sayang di rumah komunikasi terjalin dengan baik antara
orang tua dengan anak, serta penanaman nilai agama diberikan sejak dini maka
anak tidak akan berlaku mencari perhatian dan kenyamanan di luar rumah yang
bisa mengakibatkan terjerumus pada kenakalan remaja, yang lebih parah lagi
kalau anak sudah masuk dalam penggunaan obat-obat terlarang serta narkoba.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Remaja pada
saat ini memiliki banyak problematika yang membawa mereka pada hal-hal yang negatif yang akan merusak masa depan mereka, akibat problematika yang mereka hadapi di
antaranya adalah tawuran, minum-minuman keras, penyalahgunaan narkoba dan banyak lagi
lain nya. Kita sebagai remaja harusnya mulai menyadari akan problematika tersebut, dan jangan sampai kita terjerumus sehingga
akan melakukan hal-hal negatif tersebut. Banyak cara yang bisa dilakukan
agar kita terhindar dari hal-hal
di atas adalah
memanfaatkan waktu sebaik baiknya dengan belajar, atau melakukan dan melatih hobi agar bisa menjadi prestasi, dengan kesibukan tersebut kemungkinan kita untuk
melakukan hal negatif akan berkurang, karena waktu kita telah dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat. Lalu, kita harus selalu mengingat orang tua karena dengan mengingat kerja
keras yang telah orang tua lakukan, maka kita akan semakin terpacu agar tetap dan selalu semangat untuk membuat mereka bangga akan prestasi kita. Dan
yang terakhir adalah selalu
meningkatkan keimanan diri pada Allah
SWT, karena dengan selalu
mendekatkan diri pada Allah, maka kita akan merasa diawasi. Kita tidak akan berani untuk melakukan hal-hal negatif, karena kita sadar bahwa setiap apa yang kita lakukan
akan ada balasannya baik langsung di dunia atau pun nanti di
akhirat.
Maka
dari itu jadilah remaja yang mengerti akan problematika yang kemungkinan kita
alami dan berusahalah untuk menghindari hal-hal tersebut, buatlah bangga ke
dua orang tua kita. Jadilah remaja yang mampu merubah bangsa ini menjadi lebih baik kelak.
B.
SARAN
Adapun
saran dari penulis kepada remaja-remaja semua agar terhindar dari segala
permasalahan yang ada, antara lain :
1. Berbagi
rasa dengan orang tua atau orang yang dituakan di rumah
2. Carilah
seorang sahabat terbaik
3. Tingkatkan
rasa percaya diri dan katakan tidak pada hal-hal negatif
4. Bergaul
lah dalam kelompok atau bentuklah kelompok dengan aktifitas yang positif
5. Jagalah
Kesehatan Fisikmu sedini mungkin dan secara terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Al-Karim
Bagaskorowati,
Riana Anak Berisiko (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010) H.53
Hadist
Muslim dan Muttafaq ‘alaih
http://andiauliar.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-permasalahannya-di-masa-kini.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja
0 komentar:
Posting Komentar