Pages

Rabu, 21 Januari 2015

MAKALAH PAI (Penyimpangan Sosial - "Kenakalan Remaja")



BAB 1
PENDAHULUAN
            Di zaman modern sekarang ini, bangsa kita khususnya remaja-remaja Indonesia sedang mengalami krisis moral. Krisis tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yang salah satu faktornya itu terjadi karena banyak pengaruh-pengaruh negatif dari luar yang secara langsung diterima oleh masyarakat tanpa melakukan penyaringan terlebih dahulu. Sehingga, banyak perilaku-perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma atau karakter serta akidah dalam islam, contohnya seperti meminum minuman keras, menyalah gunakan narkoba, tawuran antar sekolah, seksualitas dan lain sebagainya. Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Dan akan berdampak pada bangsa Indonesia ke depan, karena bagaimana pun remaja Indonesia akan menjadi generasi penerus agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi.
Berdasarkan hal tersebut, kami merumuskan masalah: apa definisi remaja? Lalu, apa permasalahan yang sering kali remaja hadapi dalam kehidupan? Dan, faktor apa yang mempengaruhi remaja melakukan penyimpangan? Serta, bagaimana solusi menhadapi permasalahan-permasalahan remaja?
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui definisi remaja, untuk mengetahui berbagai macam permasalahan yang sering remaja hadapi di dalam kehidupan, dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi remaja melakukan penyimpangan, serta untuk mengetahui solusi atau pemecahannya dari masalah-masalah tersebut sehingga menjadikan remaja Indonesia menjadi remaja yang berperilaku baik.
            Jika remaja islam mengerti akan problematika-problematika yang terjadi, maka remaja Indonesia akan lebih mengerti tentang rasa kebertanggung jawaban dalam kehidupan bermasyarakat, serta kemandirian akan semakin kuat, dan sudah barang tentu akan lebih menjadikan Indonesia sebagai negara yang bermartabat dengan karakteristik islam itu sendiri.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI REMAJA
Remaja berasal dari bahasa latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.  Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.1
Remaja adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.2
Hal senada diungkapkan bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun.3
Definisi yang dipaparkan di atas, menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.4
                        Kami pun sependapat dengan definisi remaja menurut para ahli, kami mendefinisikan remaja adalah peralihan pola pikir dan tingkah laku dari kanak-kanak menuju dewasa, dan inilah masa yang paling rawan dibanding masa yang lain, karena pada saat inilah faktor lingkungan sangat berpengaruh, yang dibarengi dengan kondisi psikis remaja yang masih sangat labil sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan bagi diri dan keluarganya sendiri.

B. PROBLEMATIKA REMAJA
Kenakalan remaja terjadi dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi seperti faktor yang bersumber dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan masyarakat.
Dalam keluarga, indikator yang mempengaruhi kepada anak yaitu:
1.      Status sosial-ekonomi yang rendah, hal ini berpotensi menghasilkan anak yang beresiko menjadi anak yang gampang bergaul dengan siapapun
2.      Situasi keluarga dengan orang tua tunggal (single parent family situation), hal ini terjadi karena orang tua anak yang bercerai dan kemudian sang anak menjadi kurang diperhatikan karena ada salah seorang figur yang hilang dari kehidupannya
3.      Kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak dengan baik sehingga sang anak akan melakukan segala sesuatunya sesuai kehendak atau keinginannya sendiri. Apalagi jika komunikasi yang digunakan adalah komunikasi kekerasan fisik dan verbal misalnya main pukul, mencela, menghardik dan sejenisnya
4.      Panutan negatif dari orang tua sehingga sang anak kerap mencontoh atau menirunya
5.      Jumlah anak yang banyak, anak yang berasal dari keluarga besar akan menjadi anak yang beresiko apabila disertai dengan kemiskinan yang dialami keluarganya

Selanjutnya pada faktor teman sebaya, indikator yang mempengaruhi yaitu:
1.      Pengaruh negatif, anak yang dipengaruhi secara negatif oleh teman sebayanya berpotensi menjadi anak yang nakal, pembohong, dan lain sebagainya
2.      Masalah tingkah laku di sekolah atau di masyarakat, teman yang memiliki tingkah laku yang bermasalah akan mempengaruhi perilaku anak cenderung mengikuti pergaulan dengan temannya
3.      Menjadi anggota gang atau kelompok
Kemudian, faktor lingkungan masyarakat indikator yang mempengaruhi yaitu:
1.      Kultur yang tidak aman dengan kekerasan yang berlebihan, akan menimbulkan anak yang beresiko [1]memiliki rasa yang tempramen
2.      Hilangnya kesempatan untuk berekreasi atau sosialisasi dalam lingkungan masyarakat
3.      Kurangnya sumber daya sosial dan kesehatan mental.5
Banyaknya permasalahan remaja saat ini, menjadikan banyak ahli dalam bidang psikologi yang menyebutnya sebagai masa krisis. Pada masa ini, perubahan terjadi secara drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi psikis yang belum mantap yang dialami oleh para remaja.
Dalam makalah ini, kami ada analisis beberapa permasalahan remaja yang berkembang saat ini, yakni terjadinya pergaulan bebas, pengaruh narkoba, dan tawuran.


1.1 Pergaulan Bebas
Akibat globalisasi yang telah berkembang pesat, menjadikan pengaruh terhadap Negara Indonesia yaitu terjadinya perubahan teknologi yang semakin canggih sehingga kita bisa mencari informasi bahkan saling tukar informasi dengan berbagai negara. Salah satu bentuk globalisasi adalah westernisasi. Westernisasi menciptakan budaya baru di Indonesia. Salah satunya budaya pergaulan bebas. Banyaknya informasi mengenai kehidupan barat dijadikan sebagai pedoman bagi para remaja. Mereka tidak peduli dengan baik atau buruknya budaya tersebut terhadap dirinya. Semakin terbukanya arus informasi mempermudah bagi para remaja untuk mengikuti kehidupan di barat. Ditambah lagi dengan pergaulan antar teman yang semakin tidak sehat.
 Godaan yang amat besar pada usia remaja adalah “rasa ketertarikan terhadap lawan jenis”. Memang, rasa tertarik terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia, baik wanita atau lelaki. Namun kalau kita tidak bisa mengatur perasaan tersebut, maka akan menjadi mala petaka yang amat besar, baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. Sudah Allah tunjukkan dalam sebuah hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
” Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)
Saat ini kita dihadapkan oleh perilaku remaja yang melakukan hubungan seks di luar nikah. Dalam lingkungan yang memiliki norma dan nilai, hubungan seksual di luar nikah tidak dibenarkan. Hubungan seks di luar nikah tersebut termasuk perilaku menyimpang karena dianggap telah melanggar norma yang ada dalam masyarakat. Para remaja yang kurang mendapatkan pembekalan agama dan kurang mempertimbangkan dampak negatif dari hubungan seks di luar nikah tersebut bisa terpengaruh oleh media massa terutama televisi yang menyajikan berbagai acara yang dapat merangsang pertumbuhan seksual remaja. Seksualitas juga dapat terjadi karena adanya rasa suka sama suka lawan jenis yang kemudian dengan rasa itu maka terjadilah kejadian yang tidak seharusnya terjadi.

1.2 Pengaruh Narkoba
Narkoba merupakan salah satu permasalahan remaja yang cukup serius. Tidak sedikit remaja yang terjerumus oleh narkoba. Alasannya karena diajak teman ataupun hanya sekedar coba-coba, dan akhirnya malah terjerumus. Bukan hal yang mudah untuk lepas dari pengaruh narkoba. Biasanya pecandu harus mejalani masa rehabilitasi yang cukup lama untuk terbebas dari narkoba.
Banyak dampak yang diakibatkan oleh narkoba, baik fisik maupun psikis. Selain itu dari penggunaannya dapat menularkan virus yang sangat berbahaya, yaitu HIV. Sebab, Direktur R.S. Marzuki Mahdi, Dr. Amir Hussein Anwar, menyatakan ada sekitar 500.000 pengguna narkoba jarum suntik di Indonesia terkena HIV positif. Akibat lain dari penggunaan narkoba adalah dapat merubah perilaku seseorang, biasanya pecandu narkoba lebih temperamental dan emosional.[2]
Inilah hal sangat mengkhawatirkan, karena mereka adalah calon-calon pemimpin bangsa ini di masa mendatang. Melihat keadaan remaja saat ini, entah bagaimana masa depan Indonesia. Kalau bukan mereka, siapa lagi yang akan mengemban tanggung jawab dalam menjalankan negeri ini. Karena pemuda adalah gambaran bangsa di masa yang akan datang.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Maidah : 90)

Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Kitab Suci Alqur'an. Al-Maidah : 91)

1.3               Tawuran Antar Pelajar
Tawuran antar pelajar adalah pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian diantara mereka ditempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. Tawuran antar pelajar ini termasuk ke dalam jenis penyimpangan kolektif (group deviaton) dimana pelajar yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidak amanan, ketidak nyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.4 Tawuran antar pelajar dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut tindak kenakalan tersebut. Padahal mereka pun sadar bahwa dengan mereka ikut serta dalam tawuran antar pelajar tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan masyarakat, namun ironisnya mereka menganggap itu semua sebagai cara mereka untuk mempertahankan kelompok atau sekolah mereka masing-masing.
Pengaruh buruk dari orang tua dapat juga menjadi faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar. Sebagai contohnya ketika terjadi percekcokan antara ayah dan ibunya, dan terlebih sang ayah selalu melakukan tindakan asusila seperti memukul istrinya dan tanpa disadari sang anak melihat kejadian tersebut sehingga sang anak cenderung ingin mempraktekan apa yang terjadi pada orang tuanya. Di sini kembali lagi pada prinsip awal bahwa baik buruknya seorang anak dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku orang tuanya. Seorang remaja yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis.
Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolah. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.
Dari Ibnu Mas’ud r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Mencaci-maki seorang Muslim adalah suatu kefasikan, sedang memeranginya, membunuhnya adalah kekuf[3]uran.” (Muttafaq ‘alaih)




C. PEMECAHAN DARI MASALAH REMAJA
Untuk menghindari masalah yang timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, peran orang tua sangat dibutuhkan. Orang tua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si remaja diberi pengertian yang jelas sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu bermain tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari, mereka dididik mandiri. Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan masa depan si remaja, mereka diarahkan agar dapat memilih sekolah yang diharapkan serta mengembangkan bakat yang ada, untuk pemilihan studi lanjut tidak semata-mata karena keinginan orang tua dan pilihan orang tua. Pemaksaan ini justru akan berakhir dengan kekecewaan, sebab meski ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orang tuanya, tetapi tidak sedikit yang frustasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang. Dengan banyaknya waktu luang yang dimiliki remaja maka tindakan iseng sering dilakukan untuk mengisi waktu luang hal ini dimaksudkan juga untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapakan dapat berasal dari orang tuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu di malam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, seksualitas dan lain sebagainya. Oleh karena itu, orang tua hendaknya memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun lingkungannya. Dalam memberikan pengarahan, orang tua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan keisengan remaja adalah semacam ”refresing” atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas sekolah. Dan apabila anak suka berkelahi orang tua bisa mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan bela diri. Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orang tua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antara pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar meraka tidak ketakutan dengan orang tua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orang tua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun harus tetap dijaga agar mereka tidak salah jalan, menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat. Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orang tua dengan anak. Apabila orang tua tidak setuju hendaknya diutarakan dengan bijaksana jangan hanya dengan kekuasaan dan kekerasan. Berilah pengertian sebaik-baiknya, bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Orang tua hendaknya menjadi sahabat anak. Orang tua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya, sehingga anak tidak merasa takut mengutarakan masalahnya kepada orang tua. Selanjutnya, apabila suasana di rumah nyaman, orang tua tidak berlaku otoriter dan anak merasakan kedamaian dan kasih sayang di rumah komunikasi terjalin dengan baik antara orang tua dengan anak, serta penanaman nilai agama diberikan sejak dini maka anak tidak akan berlaku mencari perhatian dan kenyamanan di luar rumah yang bisa mengakibatkan terjerumus pada kenakalan remaja, yang lebih parah lagi kalau anak sudah masuk dalam penggunaan obat-obat terlarang serta narkoba.







BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Remaja pada saat ini memiliki banyak problematika yang membawa mereka pada hal-hal yang negatif yang akan merusak masa depan mereka, akibat problematika yang mereka hadapi di antaranya adalah tawuran, minum-minuman keras, penyalahgunaan narkoba dan banyak lagi lain nya. Kita sebagai remaja harusnya mulai menyadari akan problematika tersebut, dan jangan sampai kita terjerumus sehingga akan melakukan hal-hal negatif tersebut. Banyak cara yang bisa dilakukan agar kita terhindar dari hal-hal di atas adalah memanfaatkan waktu sebaik baiknya dengan belajar, atau melakukan dan melatih hobi agar bisa menjadi prestasi, dengan kesibukan tersebut kemungkinan kita untuk melakukan hal negatif akan berkurang, karena waktu kita telah dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat. Lalu, kita harus selalu mengingat orang tua karena dengan mengingat kerja keras yang telah orang tua lakukan, maka kita akan semakin terpacu agar tetap dan selalu semangat untuk membuat mereka bangga akan prestasi kita. Dan yang terakhir adalah selalu meningkatkan keimanan diri pada Allah SWT, karena dengan selalu mendekatkan diri pada Allah, maka kita akan merasa diawasi. Kita tidak akan berani untuk melakukan hal-hal negatif, karena kita sadar bahwa setiap apa yang kita lakukan akan ada balasannya baik langsung di dunia atau pun nanti di akhirat.
            Maka dari itu jadilah remaja yang mengerti akan problematika yang kemungkinan kita alami dan berusahalah untuk menghindari hal-hal tersebut, buatlah bangga ke dua orang tua kita. Jadilah remaja yang mampu merubah bangsa ini menjadi lebih baik kelak.

B.     SARAN
Adapun saran dari penulis kepada remaja-remaja semua agar terhindar dari segala permasalahan yang ada, antara lain :
1.      Berbagi rasa dengan orang tua atau orang yang dituakan di rumah
2.      Carilah seorang sahabat terbaik
3.      Tingkatkan rasa percaya diri dan katakan tidak pada hal-hal negatif
4.      Bergaul lah dalam kelompok atau bentuklah kelompok dengan aktifitas yang positif
5.      Jagalah Kesehatan Fisikmu sedini mungkin dan secara terus-menerus.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Bagaskorowati, Riana  Anak Berisiko (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010)  H.53
Hadist Muslim dan Muttafaq ‘alaih
http://andiauliar.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-permasalahannya-di-masa-kini.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja



[1] Riana Bagaskorowati,  Anak Berisiko (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010)  H.53
[2] http://andiauliar.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-permasalahannya-di-masa-kini.html
[3] http://andiauliar.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-permasalahannya-di-masa-kini.html

0 komentar:

Posting Komentar