Pages

Rabu, 21 Januari 2015

Novel BAB 1 Part 1 "FIRST MOMENT"


FIRST MOMENT
-“AWASSSSSS!! HARRY POTTER … ITU DI BELAKANG KAMU!!!”-
AVADA KEDAVRA!!
“Fiuhhh x_x”
Randi tersadar dari mimpi aneh yang dialaminya. Dengan mimik wajah yang sedikit kamseupay (efek dari mimpi tadi), segera ia mengelap lukisan indah berwarna putih bening yang masih neplok di jidat dan pipinya.
Dengan santai, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil sedikit makanan (mungkin si Randi laper kali ya) lalu ia kembali ke tempat peristirahatannya dan tidur kembali.
“HAH! Jam berapa ini??? Aduh sial, gue harus ke kampus >.< “ geramnya sambil on the way kamar mandi.
Randi adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komputer di salah satu perguruan tinggi terkenal di Jakarta. Ia merantau dari kampungnya yang nan jauh di sana dan sekarang bertempat tinggal di salah satu perumahan sederhana dekat kampusnya.
Pria kelahiran Banten ini memang sangat fanatic (pake beudddd) dengan film terkenal ciptaannya J. K Rowling yaitu “Harry Potter”. Sampai-sampai, hampir di setiap malamnya ia mimpikan setiap adegan yang diperankan di film tersebut.
-          Robi: “Randi, lu masih di mana? Cepet ke kampus! Bentar lagi dosen masuk, bisa mati lu kalo telat. Lu gak inget kalo sekarang ada jadwal praktek??” 1 message diterima di handphone Blackberrynya Randi. -

Hanya berbekal wajah kumel, Randi langsung tancap gas menggunakan pespa kesayangannya. (BREMMM BREMMM BREMMM)
@@@
Sesampainya di kampus, Randi langsung berlari ke arah ruang kelasnya yang tampak 20 meter  dari parkiran di mana ia memarkirkan pespanya.
Saat menaiki tangga, tiba-tiba…..
“GEDEBRUG….”
Sebuah benda jatuh dari atas dan mengenai kepala Randi.
“hadehhhh, bener-bener sial hari ini, udah bangun kesiangan ditambah ini lagi ketiban kotoran cicak… mimpi apa gue semalem” ocehnya gak jelas sambil membersihkan kotoran di rambutnya.
Randi pun kembali berlari menuju ruang kelas.
Sesampainya di mata pintu, dan ketika Randi akan membukanya, tiba-tiba… (JRENG JRENG JRENG) dari arah yang berlawanan terpampang sesosok wanita cantik layaknya bidadari yang turun dari angkot (eh dari surga) juga ingin membuka pintu itu.
Tanpa disengaja, tangan mereka pun saling beradu (eciee beradu, mau adu ayam?)
Sama halnya dalam sinetron-sinetron, mereka berpegangan cukup lama (mau nyebrang kali ah) dan saling berpandangan dengan adegan slow motion (bayangin yah).
-          Wanita itu bernama Rani. Ia adalah bunganya kampus di sini. Tentu saja, jika dilihat dari parasnya yang beautiful, kulitnya yang bersih mulus, dan bodinya yang sexy, sempat membuat Randi tak berdaya pagi itu. –
Keduanya melepas gagang pintu secara bersamaan. Tak ingat siapa yang memulai, akhirnya tangan mereka pun sudah dalam posisinya masing-masing.
“eh eh.. sorry gue tadi gak sengaja. Kamu telat juga ya?” tanya Randi gugup
“iyuhh iyuhh… siapa sih lo? Jangan so akrab deh ma gue! Dasar cocul cowok culun! Udah, gue mau masuk sekarang. Minggir-minggir!!!” balas Rani sebari matanya dibelo-beloin
-          Penampilan Randi memang sangat berbeda jika dibandingkan dengan mahasiswa lain yang keren, cool, cetar badai membahana pokoknya. Lihat aja, rambutnya yang lepek dibelah dua ke kanan dan ke kiri, ditambah kacamata bulat yang menutupi sepasang mata lentiknya, juga pakaian yang ia pakai hanya menambah culun saja penampilannya itu.-
Merekapun masuk ke ruang kelas secara bersama…
Dengan langkah pelan namun pasti, Randi menghampiri pak dosen yang sedang mengajar mahasiswanya tentang bagaimana cara menginstal salah satu program komputer.
“se.. se.. selamat pagi pak, maaf hari ini saya datang terlambat.” ucap Randi terbata-bata.
“pagi pagi? Pagi dari Arab? Liat sekarang jam berapa? Udah jam 9 (jam 9 perasaan
masih pagi juga :D ) . jangan mentang-mentang kamu mahasiswa terpintar di antara mahasiswa lain, kamu jadi seenaknya datang ke kampus. Kalo udah berurusan sama yang namanya TELAT, kepintaran kamu itu sama dengan nol.” Balas pak dosen menasihati Randi.
Randi pun tak mampu berkata-kata lagi. Ia hanya bisa menundukan kepalanya karena memang dia tahu bahwa itu memang kesalahan dia sendiri.
(hayooo yang lagi baca cerita ini masih ada yang datang terlambat juga gak ke sekolahnya atau kampusnya?)
…- kedisiplinan itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai pelajar atau mahasiswa. Jadi, secara gak langsung berarti kita sudah menyalah gunakan kewajiban kita? Ya gak? Ya aja deh ya ya ya :p -…
360 derajat berubah drastis bentuk muka pak dosen yang tadinya jengkel melihat si Randi telat, kini berubah seperti malaikat (jadi baik gitu deh intinya) ketika melihat bunganya kampus yang berada tepat di belakang Randi.
“Rani, kamu kok telat??? Hayoo kenapa?.” Tanya pak dosen lembut
“maaf pak, tadi Rani nganter si Bony ke dokter dulu, soalnya bulunya banyak yang
rontok. “ sahut Rani sambil menggeraikan rambutnya yang panjang. (Bony itu kucing peliharaannya)
“Loh gak usah minta maaf, bapak maklum kok. Tapi, lain kali jangan telat lagi ya kan
bapak gak bisa lama liatin kamunya. Hehe” bisik pak dosen .
-          Pak dosen ini memang masih lajang di umurnya yang sudah cukup matang. Dan dia menaruh hati pada bunga kampus itu. Tiap ada kesempatan, pak dosen gak akan menyia-nyiakan dan akan selalu memanfaatkannya agar bisa lebih dekat lagi dengan Rani. -
“nanti pulangnya, bapak anter kamu jemput si Bony ya…” sambung pak dosen.

TETTTTTTTTTT PURUTPUTTTT (bel pulang akhirnya berbunyi)

“eh Di, gue pulang duluan ya.” Kata Robi sahabat terbaiknya Randi.
Randi hanya mengangguk tanda persetujuan darinya.
Mahasiswa lain sudah meninggalkan ruangan kelas. Hanya Randi seorang yang masih duduk di pojok ruangan.
Tak lama kemudian, ada 4 mahasiswa masuk dan berjalan menuju arah Randi (sambil nyengir). Sontak, ekspresi wajah Randi berubah menjadi ketakutan. Ke empat mahasiswa itu bernama Draco, Ray, Bagja dan Reza.
Draco memandang Randi begitu tajam, pandangan itu seolah berbicara bahwa dia iri terhadap pria berkacamata itu.
Randi hanya menatap mereka bingung.
“siang Draco, Ray, Bagja, Reza.” Sapa Randi dengan tangan gemetar.
“gak usah banyak oceh lu, gue ingetin sama lu ya! jangan so pinter di kampus ini! Lu dapet beasiswa kan? Sekarang mana keluarin dompet lu! Mana! Cepet keluarin!” gertak Draco.
“ahhh lama! Udah mending kita paksa aja!” sahut salah satu teman Draco
Akhirnya, Draco dan ke empat temannya mendapati dompet Randi yang berisi uang yang cukup lumayan banyak.
-          Draco memang sangat iri terhadap Randi, ia menaruh dendam waktu itu. Saat pemilihan perwakilan kampus dalam lomba Perakitan robot, Randilah yang dipilih dan akhirnya  bisa mengharumkan nama kampusnya saat itu. Draco tak menerima, harusnya dia yang ada di posisi Randi.
Dan hampir tiap harinya, Randi menjadi bulan-bulanan Draco dan teman-temannya. -
Dengan wajah sembab sedikit membiru akibat ulah Draco cs, Randi berjalan ke luar ruangan untuk segera pulang ke rumah.
@@@

“hhhh”
Randi menghela nafas untuk kesekian kalinya di pagi itu. Ditemani secangkir kopi dan sepotong biskuit ia habiskan waktu libur di teras rumah.
“arghhh ini luka masih aja kerasa sakit. Seandainya gue bisa ngelawan mereka pasti gue gak akan kayak gini… uang bulanan gue juga diambil L tapi gak bagus juga sih kalo kejahatan dibalas dengan kejahatan lagi, pasti gak akan baik nantinya. Serahkan sama Tuhan aja. J
“Oh iya gue kan punya simpanan uang di bawah bantal, cukuplah buat seminggu dua minggu .” pikir Randi sambil memakan biskuit dalam genggamannya.
            Rintik hujan membasahi semua yang ada di bawah langit hitam tak membekas.
Sambil menatap hujan, Randi bergumam tak jelas di pagi yang menjelang siang itu.
“aduhhh, kok gue jadi kepikiran tu bunga kampus ya? Seandainya dia itu pacar gue, uh pasti gue jadi cowok yang paling beruntung di dunia ini. Tapi apa mungkin? Dia kan cantik, mana mau sama gue (sambil ngaca di comberan). Ahh biarlah…”
“KECEPRUT KECEPRUT…”
Lamunan Randi seketika buyar saat handphonenya berbunyi. Ia pun segera merogoh kantung celana untuk mencari tahu isi chat di dalamnya.
-Sueb: eh invite dong, cowok ganteng nih pin:2A1B2019, sorry broadcast ya J-
“hhhh, kebiasaan deh pagi-pagi udah ada yang broadcast gak jelas.” Responnya sambil membanting handphone ke atas meja.
Randi pun melanjutkan kembali lamunannya.
“Rani uhh… kenapa sih lu kayak hantu? Tiap detik selalu aja membayang-bayangi hati gue.” gumamnya tak bersemangat.
Langit yang tadinya mendung, kini berganti menjadi lebih cerah dan memberi sinar kepada setiap apa yang diciptakan Tuhan.
Beberapa jam kemudian, terlihat seorang wanita yang berjalan menuju arah rumah Randi.

*TO BE CONTINUED

0 komentar:

Posting Komentar