FIRST MOMENT
-“AWASSSSSS!!
HARRY POTTER … ITU DI BELAKANG KAMU!!!”-
AVADA
KEDAVRA!!
“Fiuhhh x_x”
Randi
tersadar dari mimpi aneh yang dialaminya. Dengan mimik wajah yang sedikit
kamseupay (efek dari mimpi tadi), segera ia mengelap lukisan indah berwarna
putih bening yang masih neplok di jidat dan pipinya.
Dengan
santai, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil sedikit makanan (mungkin si
Randi laper kali ya) lalu ia kembali ke tempat peristirahatannya dan tidur
kembali.
“HAH!
Jam berapa ini??? Aduh sial, gue harus ke kampus >.< “ geramnya sambil on
the way kamar mandi.
Randi
adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komputer di salah satu perguruan tinggi
terkenal di Jakarta. Ia merantau dari kampungnya yang nan jauh di sana dan
sekarang bertempat tinggal di salah satu perumahan sederhana dekat kampusnya.
Pria
kelahiran Banten ini memang sangat fanatic (pake beudddd) dengan film terkenal
ciptaannya J. K Rowling yaitu “Harry Potter”. Sampai-sampai, hampir di setiap
malamnya ia mimpikan setiap adegan yang diperankan di film tersebut.
-
Robi: “Randi, lu masih di mana? Cepet ke
kampus! Bentar lagi dosen masuk, bisa mati lu kalo telat. Lu gak inget kalo
sekarang ada jadwal praktek??” 1 message diterima di handphone Blackberrynya
Randi. -
Hanya
berbekal wajah kumel, Randi langsung tancap gas menggunakan pespa
kesayangannya. (BREMMM BREMMM BREMMM)
@@@
Sesampainya
di kampus, Randi langsung berlari ke arah ruang kelasnya yang tampak 20
meter dari parkiran di mana ia
memarkirkan pespanya.
Saat
menaiki tangga, tiba-tiba…..
“GEDEBRUG….”
Sebuah
benda jatuh dari atas dan mengenai kepala Randi.
“hadehhhh,
bener-bener sial hari ini, udah bangun kesiangan ditambah ini lagi ketiban
kotoran cicak… mimpi apa gue semalem” ocehnya gak jelas sambil membersihkan
kotoran di rambutnya.
Randi
pun kembali berlari menuju ruang kelas.
Sesampainya
di mata pintu, dan ketika Randi akan membukanya, tiba-tiba… (JRENG JRENG JRENG)
dari arah yang berlawanan terpampang sesosok wanita cantik layaknya bidadari
yang turun dari angkot (eh dari surga) juga ingin membuka pintu itu.
Tanpa
disengaja, tangan mereka pun saling beradu (eciee beradu, mau adu ayam?)
Sama
halnya dalam sinetron-sinetron, mereka berpegangan cukup lama (mau nyebrang
kali ah) dan saling berpandangan dengan adegan slow motion (bayangin yah).
-
Wanita itu bernama Rani. Ia adalah
bunganya kampus di sini. Tentu saja, jika dilihat dari parasnya yang beautiful,
kulitnya yang bersih mulus, dan bodinya yang sexy, sempat membuat Randi tak
berdaya pagi itu. –
Keduanya
melepas gagang pintu secara bersamaan. Tak ingat siapa yang memulai, akhirnya
tangan mereka pun sudah dalam posisinya masing-masing.
“eh
eh.. sorry gue tadi gak sengaja. Kamu telat juga ya?” tanya Randi gugup
“iyuhh
iyuhh… siapa sih lo? Jangan so akrab deh ma gue! Dasar cocul cowok culun! Udah,
gue mau masuk sekarang. Minggir-minggir!!!” balas Rani sebari matanya
dibelo-beloin
-
Penampilan Randi memang sangat berbeda
jika dibandingkan dengan mahasiswa lain yang keren, cool, cetar badai membahana
pokoknya. Lihat aja, rambutnya yang lepek dibelah dua ke kanan dan ke kiri,
ditambah kacamata bulat yang menutupi sepasang mata lentiknya, juga pakaian
yang ia pakai hanya menambah culun saja penampilannya itu.-
Merekapun
masuk ke ruang kelas secara bersama…
Dengan
langkah pelan namun pasti, Randi menghampiri pak dosen yang sedang mengajar
mahasiswanya tentang bagaimana cara menginstal salah satu program komputer.
“se..
se.. selamat pagi pak, maaf hari ini saya datang terlambat.” ucap Randi
terbata-bata.
“pagi
pagi? Pagi dari Arab? Liat sekarang jam berapa? Udah jam 9 (jam 9 perasaan
masih pagi juga :D ) .
jangan mentang-mentang kamu mahasiswa terpintar di antara mahasiswa lain, kamu
jadi seenaknya datang ke kampus. Kalo udah berurusan sama yang namanya TELAT,
kepintaran kamu itu sama dengan nol.” Balas pak dosen menasihati Randi.
Randi
pun tak mampu berkata-kata lagi. Ia hanya bisa menundukan kepalanya karena
memang dia tahu bahwa itu memang kesalahan dia sendiri.
(hayooo
yang lagi baca cerita ini masih ada yang datang terlambat juga gak ke
sekolahnya atau kampusnya?)
…-
kedisiplinan itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai pelajar atau mahasiswa.
Jadi, secara gak langsung berarti kita sudah menyalah gunakan kewajiban kita?
Ya gak? Ya aja deh ya ya ya :p -…
360
derajat berubah drastis bentuk muka pak dosen yang tadinya jengkel melihat si
Randi telat, kini berubah seperti malaikat (jadi baik gitu deh intinya) ketika
melihat bunganya kampus yang berada tepat di belakang Randi.
“Rani,
kamu kok telat??? Hayoo kenapa?.” Tanya pak dosen lembut
“maaf
pak, tadi Rani nganter si Bony ke dokter dulu, soalnya bulunya banyak yang
rontok. “ sahut Rani
sambil menggeraikan rambutnya yang panjang. (Bony itu kucing peliharaannya)
“Loh
gak usah minta maaf, bapak maklum kok. Tapi, lain kali jangan telat lagi ya kan
bapak gak bisa lama
liatin kamunya. Hehe” bisik pak dosen .
-
Pak dosen ini memang masih lajang di
umurnya yang sudah cukup matang. Dan dia menaruh hati pada bunga kampus itu.
Tiap ada kesempatan, pak dosen gak akan menyia-nyiakan dan akan selalu
memanfaatkannya agar bisa lebih dekat lagi dengan Rani. -
“nanti
pulangnya, bapak anter kamu jemput si Bony ya…” sambung pak dosen.
TETTTTTTTTTT
PURUTPUTTTT (bel pulang akhirnya berbunyi)
“eh
Di, gue pulang duluan ya.” Kata Robi sahabat terbaiknya Randi.
Randi
hanya mengangguk tanda persetujuan darinya.
Mahasiswa
lain sudah meninggalkan ruangan kelas. Hanya Randi seorang yang masih duduk di
pojok ruangan.
Tak
lama kemudian, ada 4 mahasiswa masuk dan berjalan menuju arah Randi (sambil
nyengir). Sontak, ekspresi wajah Randi berubah menjadi ketakutan. Ke empat
mahasiswa itu bernama Draco, Ray, Bagja dan Reza.
Draco
memandang Randi begitu tajam, pandangan itu seolah berbicara bahwa dia iri
terhadap pria berkacamata itu.
Randi
hanya menatap mereka bingung.
“siang
Draco, Ray, Bagja, Reza.” Sapa Randi dengan tangan gemetar.
“gak
usah banyak oceh lu, gue ingetin sama lu ya! jangan so pinter di kampus ini! Lu
dapet beasiswa kan? Sekarang mana keluarin dompet lu! Mana! Cepet keluarin!” gertak
Draco.
“ahhh
lama! Udah mending kita paksa aja!” sahut salah satu teman Draco
Akhirnya,
Draco dan ke empat temannya mendapati dompet Randi yang berisi uang yang cukup
lumayan banyak.
-
Draco memang sangat iri terhadap Randi,
ia menaruh dendam waktu itu. Saat pemilihan perwakilan kampus dalam lomba
Perakitan robot, Randilah yang dipilih dan akhirnya bisa mengharumkan nama kampusnya saat itu. Draco
tak menerima, harusnya dia yang ada di posisi Randi.
Dan hampir tiap harinya, Randi menjadi bulan-bulanan
Draco dan teman-temannya. -
Dengan
wajah sembab sedikit membiru akibat ulah Draco cs, Randi berjalan ke luar
ruangan untuk segera pulang ke rumah.
@@@
“hhhh”
Randi
menghela nafas untuk kesekian kalinya di pagi itu. Ditemani secangkir kopi dan
sepotong biskuit ia habiskan waktu libur di teras rumah.
“arghhh
ini luka masih aja kerasa sakit. Seandainya gue bisa ngelawan mereka pasti gue
gak akan kayak gini… uang bulanan gue juga diambil L
tapi gak bagus juga sih kalo kejahatan dibalas dengan kejahatan lagi, pasti gak
akan baik nantinya. Serahkan sama Tuhan aja. J”
“Oh
iya gue kan punya simpanan uang di bawah bantal, cukuplah buat seminggu dua
minggu .” pikir Randi sambil memakan biskuit dalam genggamannya.
Rintik hujan membasahi semua yang ada di bawah langit
hitam tak membekas.
Sambil
menatap hujan, Randi bergumam tak jelas di pagi yang menjelang siang itu.
“aduhhh,
kok gue jadi kepikiran tu bunga kampus ya? Seandainya dia itu pacar gue, uh
pasti gue jadi cowok yang paling beruntung di dunia ini. Tapi apa mungkin? Dia
kan cantik, mana mau sama gue (sambil ngaca di comberan). Ahh biarlah…”
“KECEPRUT
KECEPRUT…”
Lamunan
Randi seketika buyar saat handphonenya berbunyi. Ia pun segera merogoh kantung
celana untuk mencari tahu isi chat di dalamnya.
-Sueb:
eh invite dong, cowok ganteng nih pin:2A1B2019, sorry broadcast ya J-
“hhhh,
kebiasaan deh pagi-pagi udah ada yang broadcast gak jelas.” Responnya sambil
membanting handphone ke atas meja.
Randi
pun melanjutkan kembali lamunannya.
“Rani uhh… kenapa sih
lu kayak hantu? Tiap detik selalu aja membayang-bayangi hati gue.” gumamnya tak
bersemangat.
Langit
yang tadinya mendung, kini berganti menjadi lebih cerah dan memberi sinar
kepada setiap apa yang diciptakan Tuhan.
Beberapa
jam kemudian, terlihat seorang wanita yang berjalan menuju arah rumah Randi.
*TO BE CONTINUED
0 komentar:
Posting Komentar