BAB I
A.
Latar Belakang Masalah
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan
langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis
pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada standar nasional
pendidikan. Tujuannya adalah untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Standar Isi merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum 2013 bertujuan
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif,
afektif, kreatif, dan inovatif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Selain itu penyusunan Kurikulum 2013 adanya
elemen- elemen perubahan yang signifikan. Perubahan ini harus menjadi acuan
bagi satuan pendidikan untuk dapat melaksanakan kurikulum 2013 dengan penuh
percaya diri.
Terdapat tiga persiapan
yang dilakukan Kemendikbud Republik Indonesia terkait implementasi kurikulum
2013, yakni: (1) Membuat buku pegangan baru bagi guru dan murid, (2) pelatihan
guru yang dilakukan secara bertahap, dan (3) tata kelola standar penilaian
siswa.
Dari data yang dikeluarkan
oleh Kemendikbud, ada dua faktor penting sebagai acuan keberhasilan
implementasi kurikulum 2013, yakni: (a) kesesuaian kompetensi guru dengan bahan
ajar kurikulum 2013, dan (b) peran
pemerintah dan seluruh stokeholder dalam menyiapkan budaya dan manajemen
sekolah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 yang memuat
nilai-nilai karakter. Oleh karena itu, kesiapan guru melalui pelatihan yang
tepat, harus dilakukan agar para pendidik memiliki kemampuan akademik dan
karakter kepemimpinan, serta kemampuan sosial sebagai ujung tombak penerapan
kurikulum baru tersebut. Selanjutnya, dibutuhkan pula peran Pemerintah yang
melibatkan rakyat sipil untuk mendesain dan menyiapkan materi dan contoh
praktis, agar bisa menerapkan karakter dalam kurikulum 2013 dan dapat berhasil
dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan dan empatik.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari
makalah ini adalah :
1.
Apakah kurikulum 2013 itu?
2.
Bagaimana implementasi kurikulum 2013?
3.
Apakah kendala dalam pelaksanaan kurikulum
2013?
4.
Bagaimana peran kepala sekolah, guru dan siswa
dalam pembelajaran Kurikulum 2013?
5.
Bagaimana kesiapan sekolah dalam menghadapi
kurikulum 2013?
C. Batasan Masalah
Pada laporan ini, kami
membatasi masalah dengan membahas pokok masalah :
Pelaksanaan kurikulum 2013
pada satuan pendidikan di Islam
Tirtayasa.
D. Tujuan Studi
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum 2013 pada satuan pendidikan di SMP Islam
Tirtayasa.
E. Metode Studi
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan,
kami menggunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung ke sekolah
SMP Islam Tirtayasa, teknik wawancara dan teknik studi kepustakaan atau studi
pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media
elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, internet.
F. Objek Studi
1)
Wakasek Kesiswaan (yang mewakili Kepala
Sekolah)
2)
Guru SMP Islam Tirtayasa (diwakili 4 orang)
3)
Siswa SMP Islam Tirtayasa (diwakili 10 orang)
G. Waktu Studi
Hari, Tanggal : Senin, 24 November 2014
Tempat :
SMP Islam Tiryasaya
Alamat :
Jalan.
Raya Jakarta Km. 4 Pakupatan, Serang-Banten
BAB
II
A. Tinjauan
Pustaka
Karakteristik Kurikulum 2013 Dan Kondisi
Ideal Pada Penerapan Kurikulum 2013.
1. Karakteristik
Kurikulum 2013
Mulai pada tahun pelajaran
2013/2014, kurikulum SD/SMP/SMA/SMK mengalami perubahan-perubahan antara lain
mengenai proses pembelajaran, jumlah mata pelajaran, dan jumlah jam pelajaran.
Beberapa hal yang baru pada kurikulum
mendatang antara lain:
1. Kurikulum berbasis sains
2. Kurikulum 2013 untuk
SD, bersifat tematik integratif. Mata pelajaran IPA dan IPS sebagai materi
pembahasan pada semua pelajaran (IPA dan IPS diintegrasikan kedalam semua
mata pelajaran).
·
IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran
Bahasa Indonesia dan matematika
·
IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran
Bahasa Indonesia dan PPKN.
3. Kompetensi yang ingin
dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan,
disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
4. Proses pembelajaran
menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes
dan portofolio saling melengkapi.
5. Jumlah mata pelajaran ada tujuh, yaitu :
1) pendidikan agama
2) pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
3) Bahasa Indonesia
4) matematika
5) seni budaya dan prakarya
6) pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
7) Pramuka
6. Alokasi waktu per jam pelajaran
- SD = 35 menit
- SMP = 40 menit
- SMA = 45 menit
7. Banyak jam pelajaran per minggu
- SD : Kelas I = 30 jam,
kelas II
= 32 jam,
kelas
III =
34 jam,
kelas IV, V,VI
= 36 jam
- SMP = 38 jam
- SMA = 39 jam
2. Kondisi
Ideal Penerapan Kurikulum 2013
Salah
satu hal pokok dalam penerapan Kurikulum 2013 adalah bagaimana guru mampu
menerapkan model dengan pendekatan saintifik (scientific approach) dan
pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student center) serta
menekankan pada pembelajaran siswa aktif dengan di terapkannya model
Pembelajaran penemuan (Discovery Learning), Pembelajaran berbasis proyek
(Project base learning) serta pembelajaran berbasis Pemecahan masalah (Problem
base learning).
Kegiatan
belajar mengajar yang berpusat pada siswa yang sebenarnya sudah dikenal sejak
akhir 1980-an dulu dikenal dengan istilah Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Dan
sampai kini, model serta pendekatan CBSA sebenarnya masih menjadi perhatian
utama. Tapi sampai di mana praktik itu mencapai tujuan hakikinya? Siswa aktif
itu seperti apa? Bagaimana siswanya mau aktif, jika gurunya belum mempunyai
motivasi diri untuk merubah kegiatan belajar mengajar yang mengarah pada
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar secara totalitas dan
hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi pendidik dan tenaga kependidikan
khususnya guru. Adengan demikan guru harus mempunyai komitmen dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk benar-benar mengembangkan aspek
empat dimensi kompetensi guru yaitu kompetensi Profesional, pedagogic ,
kepribadian dan sosial. Dari kondisi tersebut saat ini yang diperlukan adalah
optimalisasi peran guru, selain itu juga partisipasi dan keterlibatan semua
komponen masyarakat.
Dunia
pendidikan harus fokus mengerahkan sumber daya kependidikan untuk melaksanakan
implementasi kurikulum 2013 ini. Segala sumber daya harus dikelola sesuai
kaidah-kaidah pedagogik dan ilmiah. Guru harus mengikuti perubahan dengan
mengubah pola pikir terbuka terhadap perubahan saat ini. Guru wajib mengikuti
atau disertakan dalam program pelatihan dan pengembangan profesi yang bersifat
periodik. Guru dan tenaga kependidikan hendaknya dapat mengikuti
pelatihan-pelatihan, seminar-seminar, maupun kunjungan studi. Guru secara
pribadi, dan sekolah secara kelembagaan, harus mencari solusi dan
langkah-langkah strategis agar guru dapat mengikuti berbagai program
peningkatan pengetahuan dan keterampilan guna menunjang pembelajaran. Guru
secara pribadi juga harus mempunyai motivasi berprestasi untuk mengembangkan potensi
dirinya.
Tantangan
lainnya dapal pelaksanaan Kurikulun 2013 bahwa guru juga perlu menambah durasi
membaca buku atau hasil-hasil penelitian tentang pembelajaran dan pendidikan
atau mengkaji penelitian tindakan kelas (Classroom action research).
Kurikulum
baru akan diimplementasikan, mulai tahun pelajaran 2013/2014 dan
implemenrtasinya akan dilakukan secara bertahap untuk kelas-kelas awal. Dan
khusus di tingkat SD, termasuk kelas IV. Ini untuk menyesuaikan dengan kondisi.
3. Implementasi
pada pembelajaran siswa
Pelaksanaan Kurikulum 2013 merupakan
Tantangan dan bagian dari upaya perbaikan kondisi pendidikan di Indonesia, dan
kurikulum 2013 ini di harapkan akan mampu menjadi pedoman pendidikan di tanah
air. Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah melakukan berbagai
sosialisasi. Berbagai persiapan, seperti penyiapan pelatihan guru, buku
pegangan guru, buku paket untuk siswa , dan sebagainya.
Disadari
bahwa guru merupakan kunci utama keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
Oleh karena itu, harapan keberhasilan pendidikan sering dibebankan pada guru.
Salah satu hal mendasar yang penting disikapi oleh guru adalah kesiapan mental
terhadap perubahan yang terjadi saat ini. Guru tidak boleh terjebak dalam
rutinitas dan formalitas. Masih banyak guru yang enggan mengupdate informasi
atau meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait profesi. Di lapangan
masih banyak guru yang belum selesai dengan urusannya sendiri. Masih sibuk
untuk hal-hal yang di luar konteks menciptakan pembelajaran yang efektif.
Globalisasi telah menembus batas-batas ruang
dan waktu. Dinamika yang demikian cepat di bidang teknologi dan informasi,
menuntut tindakan antisipasi dan adaptasi yang cepat. Perkembangan sosial
budaya, pengetahuan, teknologi, telah membawa kehidupan siswa pada suatu
tahapan kehidupan yang lebih cepat dari usianya.
Substansi
suatu kurikulum adalah program pendidikan yang bertujuan membentuk siswa
berkarakter, bertanggung jawab, pantang menyerah, dan tertanam jiwa
nasionalisme. Penerapan kurikulum 2013 menjadi tantangan sekaligus peluang bagi
guru untuk mewujudkan cita-cita pendidikan. Tenaga pendidikan dan kependidikan
ditantang untuk menjembatani kondisi ideal dan kondisi nyata dunia pendidikan.
Rencana perubahan kurikulum nasional yang
akan dimulai tahun 2013 ini menjadi pembicaraan hangat di kalangan praktisi
pendidikan. Pro dan kontra menghinggap di sistem Kurikulum 2013, bahkan
perubahan kurikulum ini pun diragukan dapat mengubah kondisi pendidikan yang
ada di Indonesia saat ini. Meski terus ditolak mentah-mentah, pemerintah
nampaknya maju terus. Masyarakat memandang kurikulum belum membawa perubahan
besar terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku serta keterampilan dan
kreativitas anak sekolah.
Dimulai
dengan diadakannya uji publik dan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan lembaga
pendidikan lain di seluruh Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) percaya diri sistem tersebut akan berhasil. Tujuan dari
dirombaknya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013
ini sebenarnya cukup baik yaitu untuk membangkitkan kemampuan nalar dan
kreativitas anak didik secara merata karena di dalam content Kurikulum 2013
stressing nya lebih banyak kepada penggalian kompetensi siswa secara akademik
(Hard skill) dan pengembangan nilai nilai sikap, serta penggalian potensi
keterampilan.
Tekanan pokok dalam kurikulum baru ini adalah
model pembelajaran tematik dan penguatan pada pembangunan karakter. Pendidikan
tematik dan karakter ini akan banyak difokuskan pada pendidikan dasar (SD).
Pada akhirnya, untuk pendidikan SD, ada pemadatan mata pelajaran. Mata
pelajaran IPA dan IPS akan teringtegrasi dengan mata pelajaran lain berdasarkan
tematiknya. Contohnya pengetahuan soal air pada IPA akan diintegralkan dengan
tema pembahasan air pada mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia maupun agama.
Integrasi mata pelajaran dan pendidikan karakter yang ditawarkan dalam
kurikulum 2013 sebenarnya bukan hal yang baru. Pengintegrasian beberapa mata
pelajaran telah dilaksanakan meskipun tidak tersusun secara sistematis dan
mungkin tidak semua sekolah melaksanakannya.
Pendidikan karakter bahkan bukan merupakan
wacana baru dalam sistem pendidikan, karena esensi pendidikan salah satunya
adalah untuk membentuk karakter bangsa. Meskipun demikian, pembelajaran tematik
dan karakter ini lebih sering berhenti dalam tataran wacana dan konsep saja. Di
tataran praktek konsep tersebut berbanding terbalik. Selama ini, fokus
kurikulum masih pada aspek kognitif, sementara aspek afektif tidak terlalu
diperhatikan. Setidaknya ada dua faktor besar sebagai penentu keberhasilan
Kurikulum 2013 ini. Faktor pertama adalah adanya kesesuaian kompetensi pendidik
dan tenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Faktor ini sangat
penting karena pendidik harus tahu benar apa dan bagaimana yang akan diajarkan
kepada para siswa. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsur, yakni
ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan
standar pembentuk kurikulum, peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan,
serta penguatan manajemen dan budaya sekolah.
Banyak hal yang menjadi kendala yang menjadi
bagian dari penerapan Kurikulum 2013 misalnya penghapusan mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) dan pengurangan jam pelajaran bahasa
Inggris menimbulkan aksi reaksioner di kalangan guru yang bersangkutan. Tidak
salah jika sikap demikian muncul, karena di era globalisasi dan teknologi yang
tidak terbatas ini dua mata pelajaran tersebut dipangkas bahkan dihilangkan.
Pemerintah
berdalih bahwa tidak ada penghapusan mata pelajaran namun “diintegrasikan” dengan
mata pelajaran lain. Pihak kemendikbud juga memiliki asumsi bahwa teknologi
khususnya komputer bisa dipelajari dimana saja. Memang benar komputer bisa
dipelajari tanpa harus masuk dalam kurikulum, namun tanpa arahan yang baik dari
guru, dikhawatirkan efek negatif akan lebih besar daripada positifnya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan ditangani langsung oleh pemerintah di satu sisi meringankan kinerja guru.
Guru akan lebih fokus dalam mengajar tanpa disibukkan oleh beban membuat RPP
yang banyak menyita waktu. Sisi negatifnya dan ini mungkin yang akan terjadi
nanti, guru hanya akan menjadi pelaksana dari pemerintah dan mengurangi
kreativitas guru dalam mengembangkan pelajaran sesuai dengan kondisi anak di
kelas. Guru merupakan orang yang terlibat dan mengerti langsung bagaimana
kondisi anak didik mereka, sementara pemerintah tidak terjun langsung di
lapangan. Dengan demikian pemangku kepentingan dalam pelaksanaan kurikulum 2013
harus lebih cermat dalam menyusun perangkat mengajar bagi sekolah. Akan lebih
baik jika perangkat mengajar yang diterbitkan oleh pemerintah nantinya
memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengembangkan sesuai dengan kondisi di
lapangan.
Guru merupakan ujung tombak penerapan
kurikulum. Guru diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa
kemungkinan terjadinya perubahan. Kesiapan guru pun lebih penting daripada
pengembangan Kurikulum 2013. Pada diri guru, sedikitnya ada empat aspek yang
harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan
Kurikulum 2013, yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi akademik (keilmuan),
kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.
Guru
yang kurang mengembangkan diri atau tidak berkualitas dianggap sulit bisa
melahirkan lulusan yang kompeten. Apalagi, keberadaan guru tidak bisa
digantikan oleh faktor lain sehingga untuk meningkatkan mutu pendidikan,
upaya-upaya peningkatan kualitas guru harus selalu dilakukan secara terus menerus
tanpa henti.
Posisi
guru yang sedemikian strategis itu, maka di akhir-akhir ini, mereka mendapatkan
perhatian serius. Sebagai bagian peningkatan kualitas itu, guru disertifikasi.
Guru profesional harus bersertifikat, itulah tekadnya. Atas dasar sertifikasi
itu, mereka berhak diberi tunjangan profesional. Tunjangan dimaksud juga sudah
diberikan oleh pemerintah. Oleh karena itu, keluhan bahwa guru berpendapatan
rendah sudah tidak terdengar lagi. Kenyataan itu menunjukkan bahwa sertifikasi
dan juga peningkatan kesejahteraan guru lewat tunjangan profesi tidak serta
merta berhasil meningkatkan kompetensi guru. Untuk meningkatkan kualitas
pendidikan selalu tidak sederhana. Selain itu untuk menentukan kualitas guru
juga tidak semudah yang dibayangkan. Bekal guru tidak saja berupa pengetahuan
dan ketrampilan mengajar, melainkan juga ada faktor lain seperti etos,
integritas, tanggung jawab dan kecintaan terhadap profesi.
Dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan
disadari satu kebenaran fundamental, yakni bahwa kunci keberhasilan
mempersiapkan dan menciptakan guru-guru yang profesional, yang memiliki
kekuatan dan tanggung jawab yang baru untuk merencanakan pendidikan di masa
depan.
Bangsa
dan negara akan dapat memasuki era globalisasi dengan tegar apabila memiliki
pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses
belajar mengajar yang berlangsung di ruang-ruang kelas. Dalam proses belajar
mengajar tersebut guru memegang peran yang penting. Guru adalah kreator proses
belajar mengajar. Dia adalah orang yang bisa mengembangkan suasana bebas bagi
siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan
kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Guru akan berperan sebagai model bagi anak didik. Kebesaran jiwa, wawasan dan
pengetahuan guru atas perkembangan masyarakatnya akan mengantarkan para siswa
untuk dapat berpikir melewati batas-batas kekinian, berpikir untuk menciptakan
masa depan yang lebih baik.
Tugas
utama guru adalah mengembangkan potensi siswa secara maksimal lewat penyajian
mata pelajaran. Setiap mata pelajaran, dibalik materi yang dapat disajikan
secara jelas, memiliki nilai dan karakteristik tertentu yang mendasari materi
itu sendiri. Oleh karena itu, pada hakekatnya setiap guru dalam menyampaikan
suatu mata pelajaran harus menyadari sepenuhnya bahwa seiring menyampaikan
materi pelajaran, ia harus pula mengembangkan watak dan sifat yang mendasari
dalam mata pelajaran itu sendiri.
Materi
pelajaran dan aplikasi nitai-nilai terkandung dalam mata pelajaran tersebut
senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Agar guru
senantiasa dapat menyesuaikan dan mengarahkan perkembangan, maka guru harus
memperbaharui dan meningkatkan ilmu pengetahuan yang dipelajari secara terus
menerus. Dengan kata lain, diperlukan adanya pembinaan yang sistematis dan
terencana bagi para guru.
Peningkatan
keterampilan, pengetahuan dan perubahan sikap secara holistik dari peserta
didik diharapkan akan muncul dengan sistem kurikulum baru ini. Semua harapan
tersebut tidak akan tercapai jika semua elemen pendidikan tidak bekerja secara
maksimal. Terlepas dari pro-kontra dan kekurangan yang ada, kita semua berharap
agar kurikulum 2013 bisa memberikan harapan baru yang lebih baik bagi dunia
pendidikan Indonesia.
Keseriusan
Pemerintah terlihat dalam menyiapkan dan mematangkan konsep kurikulum,
mengembangkan silabus, menyiapkan (menulis dan mencetak) dan mendistribusikan
buku teks atau bahan ajar baik berkenaan dengan buku peserta didik maupun buku
pegangan guru, menyiapkan nara sumber untuk semua level, dan menentukan jumlah,
memilih dan menatar guru, kepala sekolah dan pengawas. Di samping itu upaya
penting yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu membangun dan menjaga jaringan
dan kerja sama yang sinergis dengan semua stakeholder, terutama dinas
pendidikan, Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK), dan organisasi
profesi, serta yayasan penyelenggara pendidikan, sehingga dapat memperlancar proses
implementasi kurikulum.
Untuk menuntaskan implementasi kurikulum
2013, pemerintah terus berkewajiban mengawal implementasi kurikulum secara
tuntas, melanjutkan penulisan, pengadaan dan pendistribusian buku kelas
atasnya, dengan dukungan pemerintah daerah dan masyarakat, di samping melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 di lapangan dan selalu terbuka
terhadap feedback dari semua kalangan.
Pengembang
kurikulum harus mengawal penulisan buku teks dan buku penunjang, serta sub
sistem pendidikan dan pembelajaran lainnya. Pengembang kurikulum 2013
bertanggung jawab pula untuk mendeseminasikan kurikulum di sekolah, sehingga
terbangun common vision. Dengan begitu diharapkan kita bisa terhindar dari
distorsi dan pembiasan implementasi kurikulum, sehingga pelaksanan praktek
pendidikan dan pembelajaran di kelas tetap terkendali. Dalam posisi ini
pengembang kurikulum memainkan peran sebagai pengarah dan mediator implementasi
kurikulum, di samping pengembang kurikulum yang mengetahui hakikat pelaksanaan
kurikulum 2013. Guru pada hakekatnya memiliki peran yang sangat strategis dalam
mengawal implementasi kurikulum di lapangan. Berdasarkan hasil banyak
penelitian, guru memiliki sumbangan yang terbesar secara signifikan dalam
implementasi kurikulum. Hal ini dibuktikan bahwa selama ini dokumen kurikulum
secara nasional sama, namun pada prakteknya ada sekolah yang masuk katagori
unggul, rata-rata, dan rendah. Diferensiasi katagori ini sangat diyakini
berkaitan erat dengan kualitas kinerja guru dan kepemimpinan kepala sekolah.
Menyadari akan pentingnya posisi guru dan
kepala sekolah, maka kerapihan diseminasi kurikulum terhadap guru dan kepala
sekolah perlu diupayakan secara optimal. Untuk menjamin guru tetap terjaga
komitmennya dalam memainkan perannya sebagai pengembang kurikulum di kelas
(curriculum developer in the classroom), kiranya guru perlu dilindungi
keamanannya untuk dapat memberikan keteladanan akhlaq yang mulia dan budi
pekerti, menciptakan inovasi dan mengembangkan kreativitasnya, di samping
diberikan insentif yang memadai. Demikian pula untuk menjamin kepala sekolah
dapat menegakkan kepemimpinan akademiknya, perlu dilindungi posisinya, sehingga
mereka memiliki keberanian membuat keputusan yang visioner.
Kompleksitas persoalan pendidikan, terutama
kurikulum untuk pendidikan dasar dan menengah yang tidak pernah berakhir,
bahkan disinyalir akan semakin menantang di kemudian hari. Untuk itu
pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013 menjadi tantangan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan, dan pada pelaksanaannya harus di sesuaikan dengan
rambu-rambu pelaksanaan nya karena akan berdampak terhadap kualitas lulusan.
Dengan demikain Tantangan tantangan pada pelaksanaan implementasi Kurikulum
2013 dapat diatasi guna menghasilkan lulusan atau generasi penerus Indonesia
yang lebih baik.
BAB
III
A. Hasil Laporan Studi Lapangan
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang
dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan
sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan
berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan
presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan
sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau
jenjangpendidikan.Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih
sesuai dengan pilihan mereka. Kedua kelompok mata pelajaran tersebut
(wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan
menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis
peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan
untuk peserta didik SD dan SMP.
Mata Pelajaran Tingkat Menengah
Atas
Kelompok A (Wajib)
§ Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
§ Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
§ Matematika
§ Bahasa Indonesia
§ Sejarah Indonesia
§ Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
§ Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)
§ Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
§ Prakarya (Rekayasa/Kerajinan/Budidaya/Pengolahan)
dan Kewirausahaan
Kelompok C (Peminatan)
Ilmu Alam
|
Ilmu Sosial
|
Ilmu Bahasa
|
Matematika
|
Sejarah
|
Bahasa Indonesia
|
Fisika
|
Geografi
|
Bahasa Inggris
|
Biologi
|
Ekonomi
|
Bahasa Asing
|
Kimia
|
Sosiologi
|
Antropologi
|
Lintas Minat/Pendalaman Minat
|
Laporan Belajar
Laporan Belajar atau Rapor pada Kurikulum
2013 ditulis berdasarkan Interval serta dihapuskannya sistem ranking.
Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar siswa. Penilaian pada Rapor
kurikulum 2013 dibagi kedalam 3 kolom yaitu Pengetahuan, Keterampilan, dan
Sikap. Setiap kolom nilai (Pengetahuan dan Keterampilan) dibagi lagi menjadi 2
kolom yaitu kolom angka dan kolom huruf, setiap kolom diisi menggunakan nilai
interval. Interval-interval tersebut adalah sebagai berikut:
Angka
|
Huruf
|
1.00-1.33
|
D
|
1.34-1.66
|
C-
|
1.67-2.00
|
C
|
2.01-2.33
|
C+
|
2.34-2.66
|
B-
|
2.67-3.00
|
B
|
3.01-3.33
|
B+
|
3.34-3.66
|
A-
|
3.67-4.00
|
A
|
Studi
lapangan yang dilaksanakan di SMP Islam Tirtayasa pada tanggal 24 November 2014
mengenai pelaksanaan kurikulum 2013, ada pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik kurikulum
2013? Persiapan apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah
sedemikian mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu
sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga
persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian untuk implementasi kurikulum
2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting, jika
kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi
kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.
Pemerintah bertekad untuk
menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku
itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua,
pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka
pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk
kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di
SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai
500 ribuan.
Ketiga,
tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat
satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah.
Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam
kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.
Menanggapi
adanya perubahan kurikulum, tentunya pihak sekolah merasakan dampak yang
diakibatkan dengan adanya perubahan kurikulum tersebut. Seperti pembaharuan
raport hasil belajar siswa, perubahan jam pelajaran, perubahan mata pelajaran.
Untuk beberapa mata pelajaran ada perubahan jam belajar yang disesuaikan dengan
struktur yang sudah diatur pemerintah seperti mata pelajaran agama, matematika
dan olahraga menjadi 3 jam sedangkan bahasa inggris menjadi 2 jam. Selain itu,
untuk mata pelajaran TIK sudah mulai dileburkan padahal melihat fungsinya, TIK
saat ini mempunyai peran yang cukup penting dalam kita menyesuaikan dengan
kemajuan teknologi.
Sampai
saat ini, pihak sekolah masih belum tahu bagaimana nasib guru TIK kedepannya
apakah nanti saat penerapan kurikulum 2013 TIK akan dimasukkan ke mata
pelajaran muatan lokal atau akan dijadikan ekstrakurikuler karena tidak mungkin
guru TIK mengajar mata pelajaran lain dan sekolah pun tidak bisa semudah itu
untuk memasukkan dan mengeluarkan guru.
Persiapan
yang dilakukan oleh SMP Islam Tirtayasa sampai saat ini masih mengusahakan
semua guru diberi pelatihan agar nanti saat penerapan kurikulum 2013 semua
pendidik sudah mempunyai bekal untuk menyesuaikan dengan kurikulum terbaru.
Menurut
Bapak Nugraha selaku Wakil Kepala Sekolah di SMP Islam Tirtayasa kendala yang
dihadapi kurangnya fasilitas dalam pembelajaran, perubahan sistem penilaian
yang mencakup penilaian sikap, penilaian kognitif, dan penilaian
keterampilan. serta perubahan raport sebagai bentuk penyesuaian
kurikulum.
Penyesuaian
laporan hasil belajar siswa yang harus disesuaikan dengan kurikulum 2013.
Dimana Laporan Belajar atau Raport pada Kurikulum 2013 ditulis berdasarkan
Interval serta dihapuskannya sistem ranking. Hal ini dilakukan
untuk meredam persaingan antar siswa. Penilaian pada Raport kurikulum 2013
dibagi kedalam 3 kolom yaitu Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap. Setiap kolom
nilai (Pengetahuan dan Keterampilan) dibagi lagi menjadi 2 kolom yaitu kolom
angka dan kolom huruf, setiap kolom diisi menggunakan nilai interval.
Selain
kendala diatas, guru juga dihadapkan pada masalah siswa yang dituntut aktif
saat proses belajar mengajar. Di dalam kurikulum 2013, penekanannya lebih ke
pendidikan karakter siswa yang harus dibangun sehingga siswa harus bisa
mengembangkan setiap materi yang disampaikan guru. Peran guru disini hanya
sebagai fasilitator sehingga siswa lebih banyak mencari tahu setiap apa yang
sedang dipelajari melalui berbagai sumber tidak hanya terpaku dengan satu
sumber. Faktor yang paling mempengaruhi keaktifan siswa adalah kebiasaan saat SD
dan kebiasaan yang sudah tertanam dari lingkungan tempat tinggal. Kebiasaan SD
yang istilahnya bisa disebut “disuapi” oleh para guru, masih terbawa sampai ke
SMP, dari kebiasaan itu masih banyak para siswa sulit untuk mulai diterapkannya
kurikulum 2013.
BAB IV
A. Analisa Data
1).
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
1. Apakah sekolah yang
Bapak/Ibu pimpin sudah menerapkan kurikulum 2013?Ya/Tidak
Jika ya, pada jenjang
mana saja kurikulum 2013 diterapkan?
Jawab
:
Iya, kurikulum 2013
sudah diterapkan di kelas VII dan VIII sedangkan di kelas IX masih menggunakan
KTSP.
2. Menurut Bapak/Ibu, Apakah kurikulum 2013
mudah untuk diterapkan dalam sekolah yang Bapak/Ibu pimpin? Ya / tidak
Mengapa?
Jawab
:
Menerapkan kurikulum cukup mudah bahkan sangat mudah,
terutama bagi guru. Karena, guru yang kurang kompeten bisa menerapkan kurikulum
2013 ini, karena di kurikulum 2013 siswa lah yang dituntut aktif dalam
pembelajaran sedangkan guru hanya mengarahkan saja. Selain itu, ada kendalanya
juga yaitu pada sarana dan prasarana di setiap sekolah, ada yang memadai dan
ada juga yang tidak memadai. Dan di sekolah kami, sarana dan prasarananya kurang
sehingga sulit untuk mendukung pembelajaran
3. Apa sajakah kebijakan
yang diberlakukan oleh sekolah ini dalam rangka mensukseskan kurikulum 2013?
Jawab
:
Kebijakan kita mengacu pada aturan kurikulum 2013 itu
sendiri. Seperti, guru harus bisa mengimprovisasi RPP yang dibuatnya sehingga
pembelajaran bisa berlangsung mengasyikan dan siswa antusias dalam mengikuti
pembelajarannya
4. Apakah Bapak/Ibu yakin sekolah ini mampu
menjalankan kurikulum 2013 dengan baik? Ya / tidak
Mengapa?
Jawab
:
Sebenarnya mampu, hanya kembali pada setiap
guru masing-masing dari caranya dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa,
dan guru agak kesulitan dalam pembuatan RPP. Jadi, kita kan masih proses dalam
menjalankan dan mensukseskan kurikulum 2013 ini.
5. Apakah
Bapak/Ibu telah mengikuti pelatihan kepala sekolah untuk kurikulum 2013? Ya /
tidak
Apa
pendapat Bapak/Ibu mengenai pelatihan tersebut?
Jawab
:
Kita sering melakukan pelatihan kurikulum
2013. Menurut saya, pelatihan itu sangat membantu kita sebagai guru untuk
membantu dan mengarahkan serta mengoreksi RPP untuk pembelajaran di kelas.
6. Apakah Bapak/Ibu sudah menguasai seluruh
pedoman untuk penerapan kurikulum 2013? Ya / tidak
Jika
tidak, mengapa?
Jawab
:
Sebenarnya sih beberapa kami sudah pahami dan
beberapa lagi belum paham. Seperti pada kurikulum 2013 ini kan ada sistem
penilaian yang mencakup 3 aspek yaitu penilaian sikap, keterampilan dan
pengetahuan, jadi kan sangat kompleks/banyak sekali ya kami bingung bagaimana
cara melakukan penilaiannya seperti penilaian sikap kan ada percaya diri,
sopan, jujur dan lain sebagainya. Nah, siswa kami juga kan tidak sedikit. Jadi
kami agak kesulitan dalam melakukan penilaiannya.
7. Apakah jumlah tenaga pengajar di sekolah ini
terbilang sudah mencukupi?
Ya
/ belum
Jika
belum, berapa jumlah tenaga pendidik yang perlu ditambah?
Jawab
:
Iya, saya rasa sudah cukup tenaga pendidik disini.
8. Apakah Bapak/Ibu menemukan kendala dalam
menerapkan dua kurikulum dalam satu sekolah? Ya / tidak
Bagaimana
Bapak/Ibu mengatasi hal tersebut?
Jawab
:
Dalam menerapkan dua kurikulum, tidak ada
kendala sih lancar-lancar saja. Di kelas VII dan VIII ya tinggal mengikuti aja
pedoman pada kurikulum 2013 nya, begitupun di kelas XI tinggal mengikuti aturan
pada KTSP.
9. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan pengarahan
dan evaluasi kepada tenaga pengajar mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 di
sekolah ini? Ya / tidak
Jika
ya, kapan Bapak/Ibu melakukan hal tersebut?
Jawab :
Kami kan setiap
mau UTS dan UAS pada saat kenaikan kelas selalu melakukan rapat untuk evaluasi
tentang pelaksanaan pembelajaran setiap guru di kelas, mengenai
kekurangan-kekurangan apa saja itu kita bahas dan kita carikan solusinya.
10. Apakah Bapak/Ibu yakin kurikulum ini akan
berhasil mencetak generasi yang lebih baik? Ya / tidak
Apa
alasannya?
Jawab
:
Sebenarnya kan untuk mencetak generasi yang lebih baik
itu tidak mengacu pada kurikulum. Pusatnya itu kan sebenarnya bagaimana gurunya
mengajar dan membimbing siswanya di dalam kelas. Jadi kalau menurut saya, tidak
perlu lah kurikulum diubah-ubah lagi pada setiap menteri yang baru. Cukup
memaksimalkan kurikulum yang sudah ada, karena sudah barang tentu kan setiap
kurikulum itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ya, itu.
Sebenarnya pencetak generasi yang baik itu ada pada guru yang mengajarnya
bagaimana dia bisa mengimprovisasi pembelajaran.
11. Bagaimana penilaian
bapak/ibu terhadap perbandingan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?
Jawab
:
Penilaian kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya menurut saya sih ada peningkatan lebih baik lah ya. Kan di kurikulum
2013 ini siswa yang harus berperan aktif dalam pembelajaran dan guru hanya
mengarahkan saja. Sedangkan pada kurikulum sebelumnya kan masih guru yang aktif
dan siswa harus disuapi terus-menerus dan harus paham akan materi yang disampaikan
guru. Jadi, kurikulum 2013 ini lebih memudahkan lah ya untuk guru mengajar.
12. Apa harapan dari
bapak/ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini?
Jawab :
Harapannya, guru bisa mencetak generasi yang lebih baik
lagi melalui kurikulum 2013 ini, yaitu generasi dengan karakter yang baik.
2). HASIL
KUISIONER GURU
NO
|
INDIKATOR
|
PRESENTASE
|
1
|
Evaluasi ruang lingkup pembelajaran
|
95%
|
2
|
Perancangan materi ajar
|
87 %
|
3
|
Merancang desain pembelajaran
|
82,5 %
|
4
|
Pengelolaan kelas
|
89,1 %
|
5
|
Penetapan pendekatan saintifik
|
92,6 %
|
6
|
Penetapan pendekatan tematik dan mata
pelajaran
|
91,6 %
|
7
|
Penetapan pendekatan karya berbasis masalah
(Project Based Learning)
|
90 %
|
8
|
Penetapan pendekatan inkuiri dan
penyingkapan (Discovery Learning)
|
92,5 %
|
9
|
Perancangan teknik evaluasi hasil belajar
|
91,6 %
|
10
|
Penilaian tes dan portofolio
|
85 %
|
11
|
Penilaian Otentik
|
91 %
|
12
|
Sarana dan prasarana
|
81,6 %
|
13
|
Pemanfaatan sumber belajar
|
83,3 %
|
Nilai
presentase yang kita dapat berasal dari
=
Berdasarkan
data kuisioner guru di atas terlihat presentase dari indikator-indikator yang
harus seorang guru laksanakan dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 , sehingga
dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru di SMP ISLAM TIRTAYASA telah berhasil dan
mencapai kesuksesan dalam mengimpementasikan pembelajaran berdasarkan Kurikulum
2013.
3).
HASIL KUISIONER SISWA
Data
ini diambil dari 10 siswa di SMP Islam Tirtayasa.
1). Apakah kepala sekolah atau guru
memberitahu bahwa sekarang di kelas
dilaksanakan Kurikulum 2013?
YA
: 100 % (
10 dari 10 siswa )
TIDAK : 0 %
KADANG : 0 %
2). Apakah kamu mengetahui tujuan kurikulum yang digunakan di dalam kelas?
YA
: 80 % (
8 dari 10 siswa )
TIDAK : 20 % ( 2 dari 10 siswa )
KADANG : 0 %
3). Apakah ada yang berbeda dengan kegiatan
belajar di kelas saat ini dibandingkan kelas sebelumnya?
YA
: 90 % (
9 dari 10 siswa )
TIDAK : 0 %
KADANG : 10 % ( 1 dari 10 siswa )
4). Apakah saat ini belajar di sekolah menjadi
lebih menyenangkan?
YA :
70 % ( 7
dari 10 siswa )
TIDAK : 0 %
KADANG : 30 % ( 3 dari 10 siswa )
5). Apakah saat ini belajar di sekolah terasa
lebih mudah memahami materi?
YA
: 70 % (
7 dari 10 siswa )
TIDAK : 0 %
KADANG : 30 % ( 3 dari 10 siswa )
6). Apakah
kamu menjadi lebih bersemangat belajar?
YA
: 40 % (
4 dari 10 siswa )
TIDAK : 0 %
KADANG : 60 % ( 6 dari 10 siswa )
7). Apakah kamu menjadi lebih berani bertanya di
dalam kelas?
YA
: 60 % (
6 dari 10 siswa )
TIDAK : 0 %
KADANG : 40 % ( 4 dari 10 siswa )
8). Apakah kamu menjadi lebih mampu menyampaikan pendapat
di dalam kelas?
YA : 20 % ( 2 dari 10 siswa )
TIDAK : 10 %
( 1 dari 10 siswa )
KADANG : 70 % ( 7 dari 10 siswa )
9
). Apakah kamu menjadi lebih terdorong
untuk ingin tahu lebih banyak tentang materi yang disampaikan?
YA : 80 % ( 8 dari 10 siswa )
TIDAK : 0 %
KADANG : 20 % ( 2 dari 10 siswa )
10). Apakah kamu menjadi lebih terdorong untuk
berbuat jujur?
YA
: 80 % (
8 dari 10 siswa )
TIDAK : 0 %
KADANG : 20 % ( 2 dari 10 siswa )
11). Apakah kamu menjadi lebih terdorong untuk
berperilaku sopan?
YA
: 80 % (
8 dari 10 siswa )
TIDAK : 0 %
KADANG : 20 % ( 2 dari 10 siswa )
12). Apakah kamu
merasa mudah menyesuaikan diri dengan cara belajar di kelasmu sekarang?
YA
: 30 % (
3 dari 10 siswa )
TIDAK : 10 % ( 1 dari 10 siswa )
KADANG : 60 % ( 6 dari 10 siswa )
Kesimpulan
:
Siswa sudah mengetahui bahwa mereka sedang menjalankan kurikulum 2013
dengan tujuan pembelajaran yang sudah diberitahukan oleh guru pengajar.
Mayoritas siswa merasakan perubahan dalam kegiatan belajar. Diperoleh 70 % data
dari siswa uji mengatakan bahwa kegiatan belajar pada sekarang ini (k-13)
menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah untuk dipahami, 80 % data dari siswa
uji mengatakan siswa lebih terdorong ingin tahu banyak tentang materi yang akan
disampaikan, lebih terdorong lebih berbuat jujur dan berperilaku sopan.
Sedangkan karakter yang lebih berani hanya dialami oleh 60 % siswa uji saja,
sebagian yang lain mengeluhkan kurang semangat dalam proses belajar mengajar
karena mereka menginginkan adanya hiburan seperti permainan di sela waktu
belajarnya, terutama pada mata pelajaran matematika. Siswa juga merasa kurang
bisa menyesuaikan diri dengan cara belajar dikelasnya yang telah menerapkan
kurikulum 2013.
BAB
V
A. Kesimpulan
Menurut
hasil observasi yang kami dapatkan di SMP Islam Tirtayasa, kami dapat menarik
beberapa kesimpulan terkait perubahan kurikulum 2013 yaitu SMP Islam Tirtayasa
pada kelas VII dan VIII sudah menerapkan
sistem kurikulum 2013 sedangkan di kelas XI masih menggunakan sistem kurikulum
KTSP. Untuk beberapa mata pelajaran, ada perubahan jam belajar yang disesuaikan
dengan struktur yang sudah diatur oleh pemerintah. Kurikulum 2013 disusun
langsung oleh pemerintah sehingga guru atau sekolah tinggal mengaplikasikan dan
mengikuti pola yang sudah dibuat. Hal ini dianggap lebih meringankan kerja guru
sehingga diharapkan hasilnya lebih maksimal. Kendala yang dihadapi yaitu kurang
kurangnya fasilitas dalam pembelajaran, perubahan sistem penilaian yang
mencakup penilaian sikap, penilaian kognitif, dan penilaian keterampilan, serta
perubahan raport sebagai bentuk penyesuaian kurikulum 2013. SMP Islam Tirtayasa
ini akan berusaha semaksimal mungkin untuk lebih mensukseskan sistem kurikulum
2013.
Dengan
adanya kurikulum 2013, tidak ada peraturan yang diperbaharui, artinya antara
kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 masih tetap sama. Peraturan yang diterapkan
di SMP Islam Tirtayasa mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah dan sesuai dengan kurikulum.
B. Saran
Diperlukan sikap tanggap dari seorang guru
dalam menghadapi pergantian kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini. Seleksi
penerimaan siswa baru juga dibutuhkan adanya syarat nilai minimal sehingga
input siswa baru tidak berkualitas turun. Alokasi waktu dalam kegiatan belajar
mengajar juga harus ditangani secara bijak sehingga pembelajaran dapat berjalan
dengan baik. Selain itu, diperlukan peningkatan kualitas teknologi yang
diperlukan dalam menunjang pembelajaran sesuai dengan gagasan kurikulum 2013
yang berbasis teknologi. Diperlukan pula sikap dari pemerintah dalam
menyediakan fasilitas pembelajaran di setiap sekolah.
Hasil
observasi ini diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh para calon guru untuk
mengetahui sejauh mana implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah
agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pemahaman setiap guru tentang
penyusunan kurikulum 2013 dan cara mengajarnya, karena peran aktif guru
tentunya sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Daftar Pustaka
http://ngudalpiwulang.blogspot.com/2013/07/antara-harapan-dan-kenyataan....
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel-kurikulum2013-oleh-rektor-uny
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel-kurikulum2013-oleh-rektor-uny
LAMPIRAN
A. WAWANCARA
WAKASEK KESISWAAN
1.
Apakah sekolah yang Bapak/Ibu pimpin sudah menerapkan
kurikulum 2013?Ya/Tidak
Jika ya, pada jenjang
mana saja kurikulum 2013 diterapkan?
Jawab
:
Iya, kurikulum 2013
sudah diterapkan di kelas VII dan VIII sedangkan di kelas IX masih menggunakan
KTSP.
2. Menurut Bapak/Ibu, Apakah kurikulum 2013
mudah untuk diterapkan dalam sekolah yang Bapak/Ibu pimpin? Ya / tidak
Mengapa?
Jawab
:
Menerapkan kurikulum cukup mudah bahkan sangat mudah,
terutama bagi guru. Karena, guru yang kurang kompeten bisa menerapkan kurikulum
2013 ini, karena di kurikulum 2013 siswa lah yang dituntut aktif dalam
pembelajaran sedangkan guru hanya mengarahkan saja. Selain itu, ada kendalanya
juga yaitu pada sarana dan prasarana di setiap sekolah, ada yang memadai dan
ada juga yang tidak memadai. Dan di sekolah kami, sarana dan prasarananya
kurang sehingga sulit untuk mendukung pembelajaran
3. Apa sajakah kebijakan
yang diberlakukan oleh sekolah ini dalam rangka mensukseskan kurikulum 2013?
Jawab
:
Kebijakan kita mengacu pada aturan kurikulum 2013 itu
sendiri. Seperti, guru harus bisa mengimprovisasi RPP yang dibuatnya sehingga
pembelajaran bisa berlangsung mengasyikan dan siswa antusias dalam mengikuti
pembelajarannya
4. Apakah Bapak/Ibu yakin sekolah ini mampu
menjalankan kurikulum 2013 dengan baik? Ya / tidak
Mengapa?
Jawab
:
Sebenarnya mampu, hanya kembali pada setiap
guru masing-masing dari caranya dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa,
dan guru agak kesulitan dalam pembuatan RPP. Jadi, kita kan masih proses dalam
menjalankan dan mensukseskan kurikulum 2013 ini.
5. Apakah Bapak/Ibu telah mengikuti pelatihan
kepala sekolah untuk kurikulum 2013? Ya / tidak
Apa
pendapat Bapak/Ibu mengenai pelatihan tersebut?
Jawab
:
Kita sering melakukan pelatihan kurikulum
2013. Menurut saya, pelatihan itu sangat membantu kita sebagai guru untuk
membantu dan mengarahkan serta mengoreksi RPP untuk pembelajaran di kelas.
6. Apakah Bapak/Ibu sudah menguasai seluruh
pedoman untuk penerapan kurikulum 2013? Ya / tidak
Jika
tidak, mengapa?
Jawab
:
Sebenarnya sih beberapa kami sudah pahami dan beberapa lagi
belum paham. Seperti pada kurikulum 2013 ini kan ada sistem penilaian yang
mencakup 3 aspek yaitu penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan, jadi kan
sangat kompleks/banyak sekali ya kami bingung bagaimana cara melakukan
penilaiannya seperti penilaian sikap kan ada percaya diri, sopan, jujur dan
lain sebagainya. Nah, siswa kami juga kan tidak sedikit. Jadi kami agak
kesulitan dalam melakukan penilaiannya.
7. Apakah jumlah tenaga pengajar di sekolah ini
terbilang sudah mencukupi?
Ya
/ belum
Jika
belum, berapa jumlah tenaga pendidik yang perlu ditambah?
Jawab
:
Iya, saya rasa sudah cukup tenaga pendidik disini.
8. Apakah Bapak/Ibu menemukan kendala dalam
menerapkan dua kurikulum dalam satu sekolah? Ya / tidak
Bagaimana
Bapak/Ibu mengatasi hal tersebut?
Jawab
:
Dalam menerapkan dua kurikulum, tidak ada
kendala sih lancar-lancar saja. Di kelas VII dan VIII ya tinggal mengikuti aja
pedoman pada kurikulum 2013 nya, begitupun di kelas XI tinggal mengikuti aturan
pada KTSP.
9. Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan pengarahan
dan evaluasi kepada tenaga pengajar mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 di
sekolah ini? Ya / tidak
Jika
ya, kapan Bapak/Ibu melakukan hal tersebut?
Jawab :
Kami kan setiap
mau UTS dan UAS pada saat kenaikan kelas selalu melakukan rapat untuk evaluasi
tentang pelaksanaan pembelajaran setiap guru di kelas, mengenai
kekurangan-kekurangan apa saja itu kita bahas dan kita carikan solusinya.
10. Apakah Bapak/Ibu yakin kurikulum ini akan
berhasil mencetak generasi yang lebih baik? Ya / tidak
Apa
alasannya?
Jawab
:
Sebenarnya kan untuk mencetak generasi yang lebih baik
itu tidak mengacu pada kurikulum. Pusatnya itu kan sebenarnya bagaimana gurunya
mengajar dan membimbing siswanya di dalam kelas. Jadi kalau menurut saya, tidak
perlu lah kurikulum diubah-ubah lagi pada setiap menteri yang baru. Cukup
memaksimalkan kurikulum yang sudah ada, karena sudah barang tentu kan setiap
kurikulum itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ya, itu.
Sebenarnya pencetak generasi yang baik itu ada pada guru yang mengajarnya
bagaimana dia bisa mengimprovisasi pembelajaran.
11. Bagaimana penilaian
bapak/ibu terhadap perbandingan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?
Jawab
:
Penilaian kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya menurut saya sih ada peningkatan lebih baik lah ya. Kan di kurikulum
2013 ini siswa yang harus berperan aktif dalam pembelajaran dan guru hanya
mengarahkan saja. Sedangkan pada kurikulum sebelumnya kan masih guru yang aktif
dan siswa harus disuapi terus-menerus dan harus paham akan materi yang
disampaikan guru. Jadi, kurikulum 2013 ini lebih memudahkan lah ya untuk guru
mengajar.
12. Apa harapan dari
bapak/ibu dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini?
Jawab :
Harapannya, guru bisa mencetak generasi yang lebih baik
lagi melalui kurikulum 2013 ini, yaitu generasi dengan karakter yang baik.
B. KUISIONER
GURU
NO
|
Pernyataan
|
Indikator
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
1.
|
Saya menentukan
tujuan pembelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan prinsip pengembangan
kurikulum.
|
Evaluasi
ruang lingkup pembelajaran
|
3
|
1
|
|
|
|
2.
|
Saya menguasai materi pelajaran sebelum mengarahkan pembelajaran
kepada peserta didik
|
|
3
|
1
|
|
|
|
3.
|
Pelatihan kurikulum 2013 membuat saya lebih memahami tentang ruang
lingkup pembelajaran yang akan diterapkan
|
|
3
|
1
|
|
|
|
4.
|
Saya berusaha
memahami setidaknya dua teori belajar yang mendidik terkait dengan mata
pelajaran yang saya ampu
|
Perancangan materi ajar
|
2
|
2
|
|
|
|
5.
|
Saya menyusun
materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang saya pilih.
|
|
2
|
2
|
|
|
|
6.
|
Saya menyusun
materi pembelajaran secara benar sesuai dengan karateristik peserta didik.
|
|
2
|
2
|
|
|
|
7.
|
Saya mengalami kesulitan dalam merancang materi pembelajaran,
terutama yang berbentuk grafik, gambar dan table
|
|
|
1
|
|
2
|
1
|
8.
|
Saya mengurutkan materi pembelajaran secara berkesinambungan dalam
perancangan materi ajar
|
|
2
|
2
|
|
|
|
9.
|
Saya menerapkan
satu pendekatan pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam setiap
pembelajaran.
|
Merancang desain pembelajaran
|
2
|
2
|
|
|
|
10.
|
Saya menerapkan dua
metode pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam setiap pembelajaran.
|
|
|
2
|
1
|
|
1
|
11.
|
Saya menyusun
rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas
maupun lapangan.
|
|
2
|
2
|
|
|
|
12.
|
Saya menggunakan
sumber belajar selain buku untuk mendorong peserta didik 2mencapai prestasi
secara optimal.
|
|
2
|
2
|
|
|
|
13.
|
Setiap mengajar saya berusaha untuk memahami perbedaan individu
peserta didik, teruama perbedaan kemampuan.
|
Pengelolaan
kelas
|
2
|
2
|
|
|
|
14.
|
Setiap mengajar
saya berusaha untuk memahami perbedaan individu peserta didik, terutama
perbedaan sikap.
|
|
2
|
2
|
|
|
|
15.
|
Saya menyediakan
kegiatan pembelajaran selain di ruang kelas untuk mendorong peserta didik
mencapai prestasi secara optimal.
|
|
2
|
1
|
1
|
|
|
16.
|
Saya berusaha
memahami strategi berkomunikasi yang efektif dan santun, secara lisan,
tulisan, atau bentuk lain dalam tiap mengajar.
|
|
3
|
1
|
|
|
|
17.
|
Saya berusaha
membangun interaksi kegiatan/permainan yang mendidik menggunakan bahasa yang
khas secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik .
|
|
2
|
2
|
|
|
|
18.
|
Sewaktu proses
belajar mengajar dikelas berlangsung saya mengalami kesulitan menyusun kata-kata
untuk menjelaskan kepada peserta didik tentang hal-hal yang kurang saya
pahami
|
|
|
|
1
|
1
|
2
|
19.
|
Saya memadukan pengetahuan sebelumnya dengan fenomena yang ada untuk
menghasilkan pengetahuan baru
|
Penetapan
pendekatan saintifik
|
3
|
1
|
|
|
|
20.
|
metode pencarian (method
of inquiry) yang saya kemukakan berbasis pada bukti-bukti dari objek yang
dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik
|
|
2
|
2
|
|
|
|
21.
|
Saya melibatkan peserta didik secara aktif dalam segala aktivitas
pembelajaran yang dilaksanakan.
|
Penetapan
pendekatan tematik dan mata pelajaran
|
3
|
1
|
|
|
|
22.
|
Tema yang saya pilih sebelum melaksanakan aktivitas pembelajaran
juga menimbang kemampuan serta pengalaman peserta didik.
|
|
2
|
2
|
|
|
|
23.
|
Tema yang saya pilih dapat mengembangkan ide peserta didik
|
|
2
|
2
|
|
|
|
24.
|
Saya memberikan satu masalah kontekstual sebagai contoh kepada
peserta didik untuk menghasilkan karya konstektual
|
Penetapan
pendekatan karya berbasis masalah (Project
Based Learning)
|
2
|
2
|
|
|
|
25.
|
Saya memberikan pemahaman yang matang kepada peserta didik sehingga
Peserta didik mampu memecahkan contoh kasus yang diberikan
|
|
2
|
2
|
|
|
|
26.
|
Saya mampu mengarahkan peserta didik agar memahami struktur atau
ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa
dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui
personal discovery (penemuan pribadi)
|
Penetapan
pendekatan inkuiri dan penyingkapan (Discovery
Learning)
|
2
|
2
|
|
|
|
27.
|
Saya mampu memberi motivasi kepada siswa untuk menemukan jawaban
dari kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran
|
|
3
|
1
|
|
|
|
28.
|
Saya mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam setiap
kesempatan mengajar dengan melakukan tes awal.
|
Perancangan
teknik evaluasi hasil belajar
|
2
|
1
|
1
|
|
|
29.
|
Saya
mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik setelah proses pembelajaran
selesai
|
|
3
|
1
|
|
|
|
30.
|
Saya mengadakan tes
untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi.
|
|
3
|
1
|
|
|
|
31.
|
Saya mengembangkan
instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sendiri
|
Penilaian
tes dan portofolio
|
3
|
1
|
|
|
|
32.
|
Saya
mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan sesuai petunjuk yang ada.
|
|
3
|
1
|
|
|
|
33.
|
Saya mengadakan tes lisan kepada peserta didik
|
|
1
|
2
|
1
|
|
|
34.
|
Saya selalu memberikan pekerjaan rumah (PR) setiap kali pertemuan kepada
peserta didik
|
|
2
|
|
2
|
|
|
35.
|
Untuk menentukan
ketuntasan belajar, saya menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi.
|
Penilaian Otentik
|
2
|
2
|
|
|
|
36.
|
Saya
mengkomunikasikan hasil evaluasi penilaian dan evaluasi kepada peserta didik.
|
|
3
|
1
|
|
|
|
37.
|
Saya melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
|
|
3
|
1
|
|
|
|
38.
|
Saya memanfaatkan
hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran selanjutnya
|
|
2
|
2
|
|
|
|
39.
|
Saya melakukan
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kulaitas pembelajaran.
|
|
2
|
1
|
1
|
|
|
40.
|
Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah
ini mempersulit pelaksanaan implementasi kurikulum 2013
|
Sarana dan prasarana
|
|
1
|
1
|
1
|
1
|
41
|
Dengan perubahan kurikulum yang saat ini
diberlakukan, berimplikasi pada pengadaan sarana dan prasarana yang semakin
baik
|
|
2
|
2
|
|
|
|
42
|
Dukungan pemerintah dalam implementasi
kurikulum 2013 diantaranya pemberian bantuan untuk menunjang kelengkapan
fasilitas yang diperlukan sekolah
|
|
2
|
2
|
|
|
|
43
|
Buku pegangan siswa dan guru meningkatkan efektifitas
dalam proses pembelajaran
|
Pemanfaatan sumber belajar
|
3
|
1
|
|
|
|
44
|
Saya
mampu menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media dalam pembelajaran di kelas.
|
|
3
|
1
|
|
|
|
45
|
Buku teks yang tersedia mudah dimengerti
oleh Guru
|
|
|
2
|
1
|
|
1
|
0 komentar:
Posting Komentar