Fajar
terbangun bersamanya
Membuka
mata dan menatap dunia
Meskipun
pagi masih terasa buta
Bukan
bongkahan berlian yang ia cari
Bukan
batangan emas yang ia ingini
Bukan
pula butiran mutiara yang ia ingin temui
Hanya
sampah kotorlah yang ia dapati
Botol-botol
tidak beharga
Makanan-makanan
sisa
Tak dia
biarkan terlena
Tak
kenal kata lelah
Tak
kenal kata kotor
Tak
kenal kata malu
Bukan
sekolah yang ia tuju
Bukan
rumah yang ia hendaki
Bukan
pula tempat bermain yang ia kunjungi
Namun
tempat tak layak lah yang ia dapati
Ia tidak
duduk di bangku pendidikan
Ia tak
mengenakan seragam sekolah
Ia tidak
membawa tas berisi ilmu
Ia hanya
membawa karung yang berisi sampah
Mencari
sesuap ilmu
Diantara
bangsa yang kejam
Menjalani
hidup yang kelam
Bagai
terjerumus duni malam
Merangkak
mencari sampah
Meryap
di dalam resah
Meski
hanya manusia serakah
Yang ia
temukan
Kerinduan
mengenyam ilmu
Tak
membuat dirinya malu
Untuk
sekedar membaca buku
Meski ia
tak tahu artinya itu
Deras
air langit tak sederas keringat yang brcucur di tubuhnya
Panas
terik sang surya
Tak
sepanas semangatnya untuk tetap hidup dan bercita
Kejamnya
hidup yang ia alami
Membuatnya
kebal dari kata menyerah
Berbagai
sayatan lidah
Tak
membuat hatinya tergoyah
Tak
membuat hatinya lengah
Karung
yang selalu ia bawa
Menjadi
sumber penghidupannya
Meski
jauh dari kata bahagia
Namun ia
tak berputus asa
Karung
dan dirinya
Tak mungkin
bisa dilepaskan
Karena hanya
karunglah yang mau bersama dirinya
0 komentar:
Posting Komentar