Pages

Kamis, 08 Januari 2015

Puisi "ANAK KARUNG"

Fajar terbangun bersamanya
Membuka mata dan menatap dunia
Meskipun pagi masih terasa buta
Bukan bongkahan berlian yang ia cari
Bukan batangan emas yang ia ingini
Bukan pula butiran mutiara yang ia ingin temui
Hanya sampah kotorlah yang ia dapati
Botol-botol tidak beharga
Makanan-makanan sisa
Tak dia biarkan terlena
Tak kenal kata lelah
Tak kenal kata kotor
Tak kenal kata malu


Bukan sekolah yang ia tuju
Bukan rumah yang ia hendaki
Bukan pula tempat bermain yang ia kunjungi
Namun tempat tak layak lah yang ia dapati
Ia tidak duduk di bangku pendidikan
Ia tak mengenakan seragam sekolah
Ia tidak membawa tas berisi ilmu
Ia hanya membawa karung yang berisi sampah
Mencari sesuap ilmu
Diantara bangsa yang kejam
Menjalani hidup yang kelam
Bagai terjerumus duni malam
Merangkak mencari sampah
Meryap di dalam resah
Meski hanya manusia serakah
Yang ia temukan

Kerinduan mengenyam ilmu
Tak membuat dirinya  malu
Untuk sekedar membaca buku
Meski ia tak tahu artinya itu
Deras air langit tak sederas keringat yang brcucur di tubuhnya
Panas terik sang surya
Tak sepanas semangatnya untuk tetap hidup dan bercita
Kejamnya hidup yang ia alami
Membuatnya kebal dari kata menyerah
Berbagai sayatan lidah
Tak membuat  hatinya tergoyah
Tak membuat hatinya lengah
Karung yang selalu ia bawa
Menjadi sumber penghidupannya
Meski jauh dari kata bahagia
Namun ia tak berputus asa
Karung dan dirinya
Tak mungkin bisa dilepaskan
Karena hanya karunglah  yang mau bersama dirinya

0 komentar:

Posting Komentar