Pages

Rabu, 21 Januari 2015

MENYO’AL TERORISME ; MELURUSKAN JIHAD ; MENUJU INTEGRITAS BANGSA




            Beberapa waktu silam, Negara Indonesia menjadi sarang para teroris untuk melakukan aksinya.Bahkan, sekarang pun masih banyak para teroris yang berkeliaran, yang semakin hari jaringan terorisme semakin meluas.Dan itu semua dapat merugikan masyarakat setempat.
Para pelaku terror, umumnya menyebut diri mereka sebagai pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain sebagainya.
            Para pelaku terror melakukan serangan-serangan yang sebelumnya sudah di rencanakan terlebih dahulu, sehingga dapat terkoordinasi dengan baik.

Puisi "THE SECRET IS YOU (LOVE)



The Secret is You (Love)

Kamu… adalah cinta

Aku terperangkap pada sebuah  bayang ilusimu
Bak fatamorgana cinta yang tak dapat ditebak apa maksudnya
Aku tak menyangka akan bertemu dengan yang namanya cinta
Seperti bocah yang tersesat di suatu ruangan
Ruangan rahasia yang tak dapat semua orang memasukinya
Aku terperangkap!!!Aku  terjebak!!! Sulit untuk keluar :’(

Kamu… adalah cinta
Bagaikan mantra-mantra kuno yang tak dapat dilukiskan
Kamu… adalah cinta
Bagaikan ramuan-ramuan asing yang tak dapat dirasakan

Puisi "RENUNG"

Renung
Sang waktu takan pernah mau berhenti sejenak
Ia akan terus melangkah kemudian berlalu
Hanya dapat berhenti dengan  isyarat dari Nya
Akan semakin berjalan sempit
Berhimpit dengan liku kehidupan
            Tertawa lepas begitu bahagianya kita
            Betapa dunia ini penuh dengan kemudahan
            Hingga membuat kita terhanyut
            Keserakahan,kemewahan, kedudukan
            Terkadang membuat kita menutup nurani
             Sadarkah ,Kita ini hanya tempat titipan

Puisi "PENJARA HATI"



Penjara Hati

Aku memang tak pantas dapatkan rasa yang ku ingin
Apakah Tuhan menghukum aku ??
Kalau begitu penjarakan saja aku di tempat tersepi
Sehingga mereka tidak menghiraukan keberadaan ku
Tidak ada yang membuat aku mampu bertahan
sinar mentari tak kurasakan lagi hangatnya
Hembus angin tak kurasakan lagi sejuknya
Tetes embun tak lagi damai di kulit ku
Dan langit tak kulihat lagi birunya

PENELITIAN MASJID “NURUL HUDA” (Kp. Simangu RT/RW 07/02, Desa Pagar Agung, Walantaka)



1.      Profil Masjid
            Berdasarkan penelitian masjid pada tanggal 06 Maret 2014 di masjid Nurul Huda yang beralamat di Kp. Simangu RT 07 RW 02, Desa Pagar Agung, Walantaka, masjid ini dibangun 16 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1998. Masjid ini memiliki 3 pintu utama, yaitu pintu pertama yaitu berada di depan masjid menuju tempat ibadah wanita, lalu pintu kedua berada di samping masjid yaitu menuju tempat ibadah laki-laki dan pintu ke tiga berada di belakang masjid yaitu tempat wudhu wanita dan laki-laki.
            Masjid Nurul Huda yang dipimpin oleh Bapak Ustad Ali Masjid tersebut tidak terlalu mewah, dan pada masa pembangunan masjidnya pun menggunakan uang hasil sumbangan yang diberikan oleh warga sekitar. Tiap bulan warga diwajibkan untuk menyumbang sebesar Rp. 3000, dengan dikomandoi oleh petugas masjid yang keliling dari rumah ke rumah.
            Adapun tokoh masyarakat yang berperan dalam pembangunan masjid ini yaitu Bapak Jawawi, Bapak Mas’ur, dan Bapak Hisamsuri.      

RANGKUMAN BUKU "PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP BERBASIS ISLAM & KEARIFAN LOKAL"


Manusia merupakan modal pembangunan dalam mewujudkan kemakmuran dan meninggikan martabat Negara. Manusia sebagai khalifah Tuhan di muka bumi berfungsi mewujudkan kemakmuran universal. Manusia diberi kecerdasan akal dan modal material, berupa alam semesta beserta isinya. Alam raya sebagai faktor produksi meliputi semua sumber penghasilan pokok yang dapat manusia peroleh, seperti tanah, pegunungan, hutan, sungai, binatang, unggas dan sebagainya; yang berada di bawah permukaan dalam bentuk mineral-mineral laut, ikan, barang tambang seperti logam dan sebagainya; dan di atas permukaan seperti hujan, angin, keadaan-keadaan geografis, cuaca dan sebagainya. Dengan modal material yang dianugerahkan oleh Tuhan, kita sebagai manusia patut mensyukuri dan bisa memanfaatkan dan memanipulasi sumber daya yang ada dalam hal positif tentu untuk kemakmuran Negara. Namun tidak boros.
Istilah entrepreneur berasal dari bahasa Prancis: entreprende, yang dalam bahasa Indonesia diartikan wirausaha atau kewirausahaan. Entreprende secara harfiah berarti mengambil langkah memasuki suatu aktifitas tertentu, sebuat enterprise, atau menyambut tantangan.

NASKAH DRAMA "BATUKIO AND CINDERELLA"



“BATUKIO and CINDERELLA “

SCENE 1
Once upon a time, there was a family who do not have children despite their age of marriage was 14 years. The family is always a fight almost everyday. They’re kabayan and iteng.
K : (Silence blankly)
I : kabayan why are you silent ?
K : ahhhaaa !! (thinking)
I : (shocked) why kabayan ? why ?
K : hmmm… hehehe (thinking)
I : huuuuuu ! its not clear (upset)
K : ahhaa ! im remember iteng. They say, if we invoke the request when the star fall, the petition will be realized.
I : really ??? then come begging..
K : ets ! patience iteng ? ! we have to wait for a shooting star, then we ask..
K & I : (seeing a shooting star) let us beg….

PERAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013



PERAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
(Oleh : Wildan Syaprowi)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu di lembaga satuan pendidikan..
             Kurikulum telah mengalami banyak perubahan di Indonesia ini, mulai dari kurikulum tahun 1954, KBK, KTSP sampai sekarang ini yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum sebelumnya, KTSP yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di SD Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI, dan pada tahun 2015 diharapkan kurikulum 2013 sudah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 ini memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap perilaku. Penilaian ini lebih rumit jika dibandingkan dengan penilaian kurikulum sebelumnya, karena memang sifatnya yang lebih kompleks.
Di dalam Kurikulum 2013, mengalami perubahan pula pada materi pembelajaran. Terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada pada materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dan sebagainya, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Pengembangan kurikulum 2013 harus dilakukan karena adanya tantangan yang harus dihadapi, baik tantangan internal maupun eksternal. Untuk menghadapi  tuntutan perkembangan zaman dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Hal ini tentu dimaksudkan agar kita tidak tertinggal dengan Negara lain dalam segi pendidikannya, juga untuk meningkatkan kualitas para calon generasi bangsa di masa depan.
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dalam sebuah artikel, Anita Lie (Kompas, 26/2/2013) menyatakan bahwa kurikulum ibarat seperti kendaraan, dan guru diibaratkan sebagai pengendaranya. Sebaik-baik kurikulum ini didesain, namun ketika pengendaranya tidak lihai maka potensi untuk terjadi kecelakaan sangat besar, atau minimal jiks kendaraan tersebut memiliki potensi untuk dipacu sampai pada kecepatan 400 sampai 500 km/jam ia hanya dapat berjalan kisaran 60 km/jam. Oleh karena itu, faktor guru menjadi faktor yang sangat penting dalam tiap perubahan kurikulum nasional. Belajar dari kekurang berhasilan implementasi KTSP selama ini, yakni disebabkan oleh faktor guru yang kurang siap dan belum memiliki kemampuan dalam merumuskan kurikulum dengan baik, maka guru adalah faktor utama yang mesti diperbaiki kualitasnya. Terlepas dari konsep teacher centered maupun student centered ataupun kombinasi keduanya secara negosiatif, peran guru tidak dapat dikesampingkan.
Pada, Kurikulum 2013 ini mementingkan terselenggaranya proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Pada pernyataan di atas, lantas apa peran guru dalam implementasi kurikulum 2013 ini???
Pada keadaan ini, peran guru harus bisa merubah pola pikir siswa dalam hal pendidikan masa depan. Dalam implementasinya, siswa harus diajak untuk mencari tahu bukan diberitahu (discovery learning) dan peran guru di sini adalah sebagai tutor.
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
a.      Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
b.      Mentolerir jawaban yang salah,
c.       Menekankan pada proses, bukan hanya hasil saja,
d.      Memberanikan peserta didik untuk:
- Mencoba,
- Menentukan sendiri jika ada materi yang kurang jelas atau lengkap informasi,
- Memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan atau kejadian,
e.  Memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan ekspresif
Selain itu, untuk lebih memantapkan penerapan kurikulum 2013 ini agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan konsep dan rancangan Kurikulum 2013 dibutuhkan:
1. Buku, yaitu:
- Penulisan
- Penggandaan dan distribusi
Dalam implementasi kurikulum 2013 ini terdapat aturan bahwa guru harus memiliki buku pegangan sendiri, begitupun dengan siswa harus juga memiliki buku pegangan sendiri. Hal ini tentu dibutuhkan dana di tiap sekolah untuk melakukan pendistribusian buku, agar setiap pelaku kegiatan sekolah memiliki buku pegangan masing-masing.
2. Guru, yaitu:
- Pelatihan
- pendampingan
Dalam implementasi kurikulum 2013 juga, guru juga membutuhkan pelatihan dan pendampingan. Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk guru itu sendiri, agar mereka bisa lebih memahami dan bisa bergerak cepat untuk bisa menerapkannya di dalam kelas. Sehingga, siswa juga akan lebih cepat menangkap apa yang guru sampaikan. 
Segala aspek-aspek yang harus ada pada kurikulum 2013 ini tentu harus dioptimalkan atau bahkan dimaksimalkan untuk pembelajaran di dalam kelas. Ini merupakan proses awal kita untuk membentuk kualitas emas bagi para penerus bangsa. Saling bekerja sama, meningkatkan pendidikan di Indonesia, demi Indonesia Jaya… Indonesia Merdeka…

MAKALAH PAI (Penyimpangan Sosial - "Kenakalan Remaja")



BAB 1
PENDAHULUAN
            Di zaman modern sekarang ini, bangsa kita khususnya remaja-remaja Indonesia sedang mengalami krisis moral. Krisis tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yang salah satu faktornya itu terjadi karena banyak pengaruh-pengaruh negatif dari luar yang secara langsung diterima oleh masyarakat tanpa melakukan penyaringan terlebih dahulu. Sehingga, banyak perilaku-perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma atau karakter serta akidah dalam islam, contohnya seperti meminum minuman keras, menyalah gunakan narkoba, tawuran antar sekolah, seksualitas dan lain sebagainya. Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Dan akan berdampak pada bangsa Indonesia ke depan, karena bagaimana pun remaja Indonesia akan menjadi generasi penerus agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi.
Berdasarkan hal tersebut, kami merumuskan masalah: apa definisi remaja? Lalu, apa permasalahan yang sering kali remaja hadapi dalam kehidupan? Dan, faktor apa yang mempengaruhi remaja melakukan penyimpangan? Serta, bagaimana solusi menhadapi permasalahan-permasalahan remaja?
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui definisi remaja, untuk mengetahui berbagai macam permasalahan yang sering remaja hadapi di dalam kehidupan, dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi remaja melakukan penyimpangan, serta untuk mengetahui solusi atau pemecahannya dari masalah-masalah tersebut sehingga menjadikan remaja Indonesia menjadi remaja yang berperilaku baik.
            Jika remaja islam mengerti akan problematika-problematika yang terjadi, maka remaja Indonesia akan lebih mengerti tentang rasa kebertanggung jawaban dalam kehidupan bermasyarakat, serta kemandirian akan semakin kuat, dan sudah barang tentu akan lebih menjadikan Indonesia sebagai negara yang bermartabat dengan karakteristik islam itu sendiri.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI REMAJA
Remaja berasal dari bahasa latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.  Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.1
Remaja adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.2
Hal senada diungkapkan bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun.3
Definisi yang dipaparkan di atas, menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.4
                        Kami pun sependapat dengan definisi remaja menurut para ahli, kami mendefinisikan remaja adalah peralihan pola pikir dan tingkah laku dari kanak-kanak menuju dewasa, dan inilah masa yang paling rawan dibanding masa yang lain, karena pada saat inilah faktor lingkungan sangat berpengaruh, yang dibarengi dengan kondisi psikis remaja yang masih sangat labil sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan bagi diri dan keluarganya sendiri.

B. PROBLEMATIKA REMAJA
Kenakalan remaja terjadi dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi seperti faktor yang bersumber dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan masyarakat.
Dalam keluarga, indikator yang mempengaruhi kepada anak yaitu:
1.      Status sosial-ekonomi yang rendah, hal ini berpotensi menghasilkan anak yang beresiko menjadi anak yang gampang bergaul dengan siapapun
2.      Situasi keluarga dengan orang tua tunggal (single parent family situation), hal ini terjadi karena orang tua anak yang bercerai dan kemudian sang anak menjadi kurang diperhatikan karena ada salah seorang figur yang hilang dari kehidupannya
3.      Kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak dengan baik sehingga sang anak akan melakukan segala sesuatunya sesuai kehendak atau keinginannya sendiri. Apalagi jika komunikasi yang digunakan adalah komunikasi kekerasan fisik dan verbal misalnya main pukul, mencela, menghardik dan sejenisnya
4.      Panutan negatif dari orang tua sehingga sang anak kerap mencontoh atau menirunya
5.      Jumlah anak yang banyak, anak yang berasal dari keluarga besar akan menjadi anak yang beresiko apabila disertai dengan kemiskinan yang dialami keluarganya

Selanjutnya pada faktor teman sebaya, indikator yang mempengaruhi yaitu:
1.      Pengaruh negatif, anak yang dipengaruhi secara negatif oleh teman sebayanya berpotensi menjadi anak yang nakal, pembohong, dan lain sebagainya
2.      Masalah tingkah laku di sekolah atau di masyarakat, teman yang memiliki tingkah laku yang bermasalah akan mempengaruhi perilaku anak cenderung mengikuti pergaulan dengan temannya
3.      Menjadi anggota gang atau kelompok
Kemudian, faktor lingkungan masyarakat indikator yang mempengaruhi yaitu:
1.      Kultur yang tidak aman dengan kekerasan yang berlebihan, akan menimbulkan anak yang beresiko [1]memiliki rasa yang tempramen
2.      Hilangnya kesempatan untuk berekreasi atau sosialisasi dalam lingkungan masyarakat
3.      Kurangnya sumber daya sosial dan kesehatan mental.5
Banyaknya permasalahan remaja saat ini, menjadikan banyak ahli dalam bidang psikologi yang menyebutnya sebagai masa krisis. Pada masa ini, perubahan terjadi secara drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi psikis yang belum mantap yang dialami oleh para remaja.
Dalam makalah ini, kami ada analisis beberapa permasalahan remaja yang berkembang saat ini, yakni terjadinya pergaulan bebas, pengaruh narkoba, dan tawuran.


1.1 Pergaulan Bebas
Akibat globalisasi yang telah berkembang pesat, menjadikan pengaruh terhadap Negara Indonesia yaitu terjadinya perubahan teknologi yang semakin canggih sehingga kita bisa mencari informasi bahkan saling tukar informasi dengan berbagai negara. Salah satu bentuk globalisasi adalah westernisasi. Westernisasi menciptakan budaya baru di Indonesia. Salah satunya budaya pergaulan bebas. Banyaknya informasi mengenai kehidupan barat dijadikan sebagai pedoman bagi para remaja. Mereka tidak peduli dengan baik atau buruknya budaya tersebut terhadap dirinya. Semakin terbukanya arus informasi mempermudah bagi para remaja untuk mengikuti kehidupan di barat. Ditambah lagi dengan pergaulan antar teman yang semakin tidak sehat.
 Godaan yang amat besar pada usia remaja adalah “rasa ketertarikan terhadap lawan jenis”. Memang, rasa tertarik terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia, baik wanita atau lelaki. Namun kalau kita tidak bisa mengatur perasaan tersebut, maka akan menjadi mala petaka yang amat besar, baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. Sudah Allah tunjukkan dalam sebuah hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
” Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)
Saat ini kita dihadapkan oleh perilaku remaja yang melakukan hubungan seks di luar nikah. Dalam lingkungan yang memiliki norma dan nilai, hubungan seksual di luar nikah tidak dibenarkan. Hubungan seks di luar nikah tersebut termasuk perilaku menyimpang karena dianggap telah melanggar norma yang ada dalam masyarakat. Para remaja yang kurang mendapatkan pembekalan agama dan kurang mempertimbangkan dampak negatif dari hubungan seks di luar nikah tersebut bisa terpengaruh oleh media massa terutama televisi yang menyajikan berbagai acara yang dapat merangsang pertumbuhan seksual remaja. Seksualitas juga dapat terjadi karena adanya rasa suka sama suka lawan jenis yang kemudian dengan rasa itu maka terjadilah kejadian yang tidak seharusnya terjadi.

1.2 Pengaruh Narkoba
Narkoba merupakan salah satu permasalahan remaja yang cukup serius. Tidak sedikit remaja yang terjerumus oleh narkoba. Alasannya karena diajak teman ataupun hanya sekedar coba-coba, dan akhirnya malah terjerumus. Bukan hal yang mudah untuk lepas dari pengaruh narkoba. Biasanya pecandu harus mejalani masa rehabilitasi yang cukup lama untuk terbebas dari narkoba.
Banyak dampak yang diakibatkan oleh narkoba, baik fisik maupun psikis. Selain itu dari penggunaannya dapat menularkan virus yang sangat berbahaya, yaitu HIV. Sebab, Direktur R.S. Marzuki Mahdi, Dr. Amir Hussein Anwar, menyatakan ada sekitar 500.000 pengguna narkoba jarum suntik di Indonesia terkena HIV positif. Akibat lain dari penggunaan narkoba adalah dapat merubah perilaku seseorang, biasanya pecandu narkoba lebih temperamental dan emosional.[2]
Inilah hal sangat mengkhawatirkan, karena mereka adalah calon-calon pemimpin bangsa ini di masa mendatang. Melihat keadaan remaja saat ini, entah bagaimana masa depan Indonesia. Kalau bukan mereka, siapa lagi yang akan mengemban tanggung jawab dalam menjalankan negeri ini. Karena pemuda adalah gambaran bangsa di masa yang akan datang.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Maidah : 90)

Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Kitab Suci Alqur'an. Al-Maidah : 91)

1.3               Tawuran Antar Pelajar
Tawuran antar pelajar adalah pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian diantara mereka ditempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. Tawuran antar pelajar ini termasuk ke dalam jenis penyimpangan kolektif (group deviaton) dimana pelajar yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidak amanan, ketidak nyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.4 Tawuran antar pelajar dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut tindak kenakalan tersebut. Padahal mereka pun sadar bahwa dengan mereka ikut serta dalam tawuran antar pelajar tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan masyarakat, namun ironisnya mereka menganggap itu semua sebagai cara mereka untuk mempertahankan kelompok atau sekolah mereka masing-masing.
Pengaruh buruk dari orang tua dapat juga menjadi faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar. Sebagai contohnya ketika terjadi percekcokan antara ayah dan ibunya, dan terlebih sang ayah selalu melakukan tindakan asusila seperti memukul istrinya dan tanpa disadari sang anak melihat kejadian tersebut sehingga sang anak cenderung ingin mempraktekan apa yang terjadi pada orang tuanya. Di sini kembali lagi pada prinsip awal bahwa baik buruknya seorang anak dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku orang tuanya. Seorang remaja yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis.
Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolah. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.
Dari Ibnu Mas’ud r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Mencaci-maki seorang Muslim adalah suatu kefasikan, sedang memeranginya, membunuhnya adalah kekuf[3]uran.” (Muttafaq ‘alaih)




C. PEMECAHAN DARI MASALAH REMAJA
Untuk menghindari masalah yang timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, peran orang tua sangat dibutuhkan. Orang tua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si remaja diberi pengertian yang jelas sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu bermain tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari, mereka dididik mandiri. Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan masa depan si remaja, mereka diarahkan agar dapat memilih sekolah yang diharapkan serta mengembangkan bakat yang ada, untuk pemilihan studi lanjut tidak semata-mata karena keinginan orang tua dan pilihan orang tua. Pemaksaan ini justru akan berakhir dengan kekecewaan, sebab meski ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orang tuanya, tetapi tidak sedikit yang frustasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang. Dengan banyaknya waktu luang yang dimiliki remaja maka tindakan iseng sering dilakukan untuk mengisi waktu luang hal ini dimaksudkan juga untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapakan dapat berasal dari orang tuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu di malam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, seksualitas dan lain sebagainya. Oleh karena itu, orang tua hendaknya memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun lingkungannya. Dalam memberikan pengarahan, orang tua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan keisengan remaja adalah semacam ”refresing” atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas sekolah. Dan apabila anak suka berkelahi orang tua bisa mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan bela diri. Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orang tua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antara pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar meraka tidak ketakutan dengan orang tua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orang tua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun harus tetap dijaga agar mereka tidak salah jalan, menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat. Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orang tua dengan anak. Apabila orang tua tidak setuju hendaknya diutarakan dengan bijaksana jangan hanya dengan kekuasaan dan kekerasan. Berilah pengertian sebaik-baiknya, bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Orang tua hendaknya menjadi sahabat anak. Orang tua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya, sehingga anak tidak merasa takut mengutarakan masalahnya kepada orang tua. Selanjutnya, apabila suasana di rumah nyaman, orang tua tidak berlaku otoriter dan anak merasakan kedamaian dan kasih sayang di rumah komunikasi terjalin dengan baik antara orang tua dengan anak, serta penanaman nilai agama diberikan sejak dini maka anak tidak akan berlaku mencari perhatian dan kenyamanan di luar rumah yang bisa mengakibatkan terjerumus pada kenakalan remaja, yang lebih parah lagi kalau anak sudah masuk dalam penggunaan obat-obat terlarang serta narkoba.







BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Remaja pada saat ini memiliki banyak problematika yang membawa mereka pada hal-hal yang negatif yang akan merusak masa depan mereka, akibat problematika yang mereka hadapi di antaranya adalah tawuran, minum-minuman keras, penyalahgunaan narkoba dan banyak lagi lain nya. Kita sebagai remaja harusnya mulai menyadari akan problematika tersebut, dan jangan sampai kita terjerumus sehingga akan melakukan hal-hal negatif tersebut. Banyak cara yang bisa dilakukan agar kita terhindar dari hal-hal di atas adalah memanfaatkan waktu sebaik baiknya dengan belajar, atau melakukan dan melatih hobi agar bisa menjadi prestasi, dengan kesibukan tersebut kemungkinan kita untuk melakukan hal negatif akan berkurang, karena waktu kita telah dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat. Lalu, kita harus selalu mengingat orang tua karena dengan mengingat kerja keras yang telah orang tua lakukan, maka kita akan semakin terpacu agar tetap dan selalu semangat untuk membuat mereka bangga akan prestasi kita. Dan yang terakhir adalah selalu meningkatkan keimanan diri pada Allah SWT, karena dengan selalu mendekatkan diri pada Allah, maka kita akan merasa diawasi. Kita tidak akan berani untuk melakukan hal-hal negatif, karena kita sadar bahwa setiap apa yang kita lakukan akan ada balasannya baik langsung di dunia atau pun nanti di akhirat.
            Maka dari itu jadilah remaja yang mengerti akan problematika yang kemungkinan kita alami dan berusahalah untuk menghindari hal-hal tersebut, buatlah bangga ke dua orang tua kita. Jadilah remaja yang mampu merubah bangsa ini menjadi lebih baik kelak.

B.     SARAN
Adapun saran dari penulis kepada remaja-remaja semua agar terhindar dari segala permasalahan yang ada, antara lain :
1.      Berbagi rasa dengan orang tua atau orang yang dituakan di rumah
2.      Carilah seorang sahabat terbaik
3.      Tingkatkan rasa percaya diri dan katakan tidak pada hal-hal negatif
4.      Bergaul lah dalam kelompok atau bentuklah kelompok dengan aktifitas yang positif
5.      Jagalah Kesehatan Fisikmu sedini mungkin dan secara terus-menerus.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Bagaskorowati, Riana  Anak Berisiko (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010)  H.53
Hadist Muslim dan Muttafaq ‘alaih
http://andiauliar.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-permasalahannya-di-masa-kini.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja



[1] Riana Bagaskorowati,  Anak Berisiko (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010)  H.53
[2] http://andiauliar.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-permasalahannya-di-masa-kini.html
[3] http://andiauliar.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-permasalahannya-di-masa-kini.html