Bumi mengelilingi matahari,
dengan cepatnya hari-hari terinjak oleh kuasanya sang rahim waktu. Perkembangan
zaman melesat lebih berkembang dibanding dengan zaman sebelumnya. Sehingga
membawa manusia untuk mampu bersaing dalam berbagai hal yang menyangkut
kelangsungan hidup, terutama dalam hal teknologi.
Dunia semakin
datar ketika segala sesuatu yang kita inginkan bisa didapat dengan cepat dan
mudah serta semakin sempit karena berbagai teknologi telah memudahkan
komunikasi antar manusia di dunia. Tidak dapat dipungkiri bahwa memang keberadaannya
sangat bermanfaat. Namun, disisi lain tetap ada hal-hal buruk yang dapat
merugikan diri sendiri atau bahkan orang lain.
Teknologi, istilah ini apabila diucapkan yang akan terbayang oleh kita
adalah alat-alat elektronik digital yang mungkin super canggih, super cepat,
super lengkap dan sudah tentu harganya cukup mahal. Dengan bantuan alat-alat
tersebut kita dapat lebih mudah dalam menjalani kehidupan dan lebih mudah pula
berkomunikasi dengan orang-orang yang berada jauh dari kita.
Di era modern
ini, dimana semua aspek kehidupan tak bisa dilepaskan dari keberadaan dan
kebergantungan pada teknologi, hingga membuat perkembangan teknologi menjadi
sedemikian pesatnya. Hal ini mungkin disebabkan karena permintaan masyarakat
akan alat elektronik yang lebih canggih daripada sebelumnya. Berbagai temuan
dan perkembangan teknologi informasi yang tidak pernah terbayangkan oleh generasi
sebelumnya kini berada di depan mata.
Sekarang ini, teknologi yang sangat memudahkan kita untuk berkomunikasi
dengan cepat adalah telepon. semua orang pasti tahu
dengan telepon, bahkan banyak pula yang memiliki alat komunikasi tersebut.
Sebuah alat yang diciptakan oleh seorang ilmuan terkenal dari Inggris,
Alexander Graham Bell. Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan
telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan
telepon sehingga memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan
pengguna lainnya. Karyanya ini sangat mendunia, sehingga banyak orang mengenal
alat komunikasi tersebut. Keberadaan telepon pada semua aspek kehidupan ini
pula yang secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan pengaruh pada
pola interaksi, pada kehidupan sosial masyarakat.
Kita tidak akan
pernah lepas dari yang namanya teknologi informasi seperti telepon, dari
semenjak kita membuka mata dipagi hari sampai kita terlelap lagi dimalam hari.
Karena memang telepon itu sendiri sering kita jumpai dilingkungan tempat
tinggal kita. Memang, keberadaannya sudah tidak asing lagi. Bahkan, bisa
dibilang bahwa teknologi informasi itu sudah menjadi kebutuhan pokok bagi
masyarakat umumnya karena manfaatnya yang memberi kemudahan dalam
berkomunikasi.
Tapi, tahukah kita asal muasal
dari teknologi informasi itu sendiri? Orang-orang zaman dahulu sudah mengenal
dan menggunakan alat-alat komunikasi. Tentu alat-alatnya tidak secanggih yang
sekarang. masyarakat mengenal teknologi informasi dari alat yang dibuat dari
kayu berongga atau yang disebut dengan kentongan. Tahukah kamu apa itu
kentongan? Kentongan adalah alat yang sering digunakan oleh masyarakat dulu.
Alat ini digunakan dengan cara dipukul, sebuah alat yang terbuat dari batang bambu
atau batang kayu yang dipahat kemudian diberi rongga di tengahnya. Kentongan
berfungsi sebagai sarana komunikasi diantara penduduk desa. Sistem pemukulan
atau pembunyian kentongan juga memiliki arti atau kode-kode tertentu. TONG TONG
TONG TONG TONG ……. dipukul secara terus-menerus menandakan bahwa pada saat itu
terjadi pencurian. Kode atau bunyi khas dari kentongan juga ada yang untuk menandakan
supaya warga desa berkumpul, memberitahu jika ada bencana seperti gunung
meletus dan lain sebagainya. Bayangkan,
kentongan itu hanya terbuat dari kayu atau bambu saja. Lantas, dengan tangan
kreatif kayu itu disulap dan didesain sedemikian rupa sehingga terbentuk
kentongan dengan bunyinya yang khas. Dengan segala sesuatu yang tradisional
itu, pemikiran kita bisa berkembang, bahkan bisa menjadi budaya masyarakat
Indonesia yang khas. Karena memang dengan sesuatu yang tradisional itu pikiran
kita bisa lebih berkembang untuk membuat hal-hal baru tentunya.
Di zaman itu, hampir semua masyarakat memiliki
kentongan. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, lambat laun masyarakat
sudah melupakan kentongan bahkan kini sudah tidak tahu lagi dengan kode-kode
yang ditimbulkan dari suara kentongan itu. Meskipun sekarang ini masih banyak
kita temui dalam masyarakat modern, namun fungsi kentongan sebagai alat
komunikasi tradisional memiliki sejumlah kekurangan yang menyebabkan tergesernya
kentongan tersebut. Dan kegunaan kentongan yang sederhana dan jangkauan suara
yang sempit menyebabkan kentongan tidak menjadi alat komunikasi utama dalam
kehidupan di dunia modern seperti sekarang ini.
Kentongan dengan
bahan pembuatan dan ukurannya yang khas dapat dijadikan barang koleksi
peninggalan seni budaya masa lalu yang dapat dipelihara untuk meningkatkan
pemasukan Negara, karena memang kentongan merupakan peninggalan asli bangsa
Indonesia dan memiliki nilai sejarah yang tinggi, perawatannya juga sangatlah
sederhana tanpa memerlukan tindakan-tindakan khusus untuk merawatnya.
Mengikuti segala perkembangan yang ada di dunia ini, tentunya kita tidak
ingin dibilang ketinggalan zaman. Sehingga kita terbuai dengan maraknya
teknologi informasi yang menghujam negeri kita.
Modernisasi bisa
berubah dari masa pra modern menuju masa modern. Hal ini merupakan tantangan
bagi Bangsa Indonesia untuk dapat menyikapi secara bijaksana karena adanya
pertukaran unsur-unsur budaya dikarenakan era globalisasi yang semakin pesat.
Globalisasi merupakan suatu gejala terbentuknya suatu sistem organisasi dan
komunikasi yang mengikuti system nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat
di seluruh dunia karena adanya kemajuan teknologi informasi sehingga
memperlancar interaksi antar warga dunia. Dengan kemajuan teknologi dan
komunikasi tentunya bisa merubah semuanya menjadi lebih baik dan terarah.
Pesatnya perubahan dalam bidang teknologi informasi juga membawa banyak
perubahan budaya bagi masyarakat, karena dengan menggunakan media ini banyak
hal yang dapat kita lakukan, dan lebih banyak sumber ilmu pengetahuan yang
dapat kita akses meskipun tentunya disertai dengan berbagai pengaruh negatif
yang termasuk didalamnya. Memang, ketiadaan batas ruang dan waktu membuat orang
berlomba-lomba menciptakan beragam penemuan yang lebih praktis dan lebih luas
jangkauannya.
Yah, kita juga tidak menutup mata dari perkembangan teknologi itu sendiri.
Memang fasilitas yang disediakan teknologi-teknologi di zaman modern seperti
sekarang ini memanjakan manusia karena banyak kemudahan yang dapat dirasakan
oleh setiap insan. Lewat media itu, terdapat berbagai ilmu yang dapat kita
contoh dan kita kembangkan untuk memajukan bangsa Indonesia sehingga kita bisa
sejajar atau menyaingi Negara-negara lain dikancah Internasional. Selain itu,
kita kita juga dapat membawa efisiensi biaya dan tenaga. Karena bersamanya kita
dapat melakukan berbagai kegiatan dengan lebih mudah dan cepat.
Masyarakat Indonesia mengalami pergeseran nilai kekerabatan sebuah
teknologi informasi dari tradisional menjadi modern. Perubahan itu tentunya
membawa dampak yang besar bagi masyarakat. Namun kembali ke pengguna itu
sendiri, apabila kita menggunakan
teknologi informasi tersebut dalam jalur
positif, tentunya akan dirasa bermanfaat untuk kita. Namun sebaliknya, jika
kita memakai teknologi informasi dalam jalur negatif, maka akan dirasa
kerugiannya.
Dari segi trend dan gaya hidup, masyarakat di pedalaman kini tak mau
tertinggal dengan masyarakat kota. Perkembangan teknologi seluler yang
dibarengi dengan perkembangan telepon ponsel yang kini juga sedang marak-maraknya
terjadi. Sebuah alat yang fungsinya hampir sama dengan telepon seluler namun
alat ini lebih fleksibel, bisa digunakan kemanapun, kapanpun dan dimanapun.
Dengan berbagai merek membuat masyarakat khususnya para remaja mengikuti trend berganti-ganti telepon
seluler dengan seri terbaru. Kini, bagi masyarakat pedalaman, kehadiran
teknologi komunikasi bukan lagi menjadi kebutuhan, tetati sudah menjadi bagian
dari perilaku kehidupan. Karena manfaatnya juga memberikan konstribusi yang
tinggi bagi pengembangan kompetensi social masyarakat. Pengunaan telepon
seluler memang bukan lagi sebagai alat berkomunikasi semata, melainkan juga
mendorong terbentuknya interaksi sosial yang sama sekali berbeda dengan
interaksi tatap muka. Orang yang tidak suka tampil di tempat umum bisa
melakukan interaksi dan komunikasi sosial dengan yang lainnya, sambil
mempertahankan ruang pribadinya
sendiri. Artinya, seseorang bisa berada di ruang publik meskipun secara fisik
dia tidak berada disana.
Beberapa penelitian memperlihatkan, penggunaan
telepon seluler memberi kontsribusi yang cukup besar untuk anak untuk dapat
mengembangkan kompetensi sosialnya. Misalnya, kecepatan bereaksi dan
beradaptasi dalam menghadapi situasi yang tidak diprediksikan sebelumnya. Dia
juga bisa mengembangkan kemampuan berbicara dan membahas topik-topik diluar
perkiraannya. Melalui telepon seluler, si anak belajar dengan cepat untuk
menilai sifat dan karakteristik lawan bicaranya meski tak pernah bertemu.
Dengan sendirinya, ia juga belajar dengan cepat berperilaku dengan kelompok
bicara yang baru dikenalnya. Ini semua terjadi karena sering kali menerima
telepon diluar waktu yang diharapkan, juga dengan topik yang tak terpikirkan
sebelumnya. Namun, telepon menjadikan anak malas sehingga menurunnya
minat belajar mereka.
Berkomunikasi melalui telepon ternyata
berdampak pula pada norma yang berlaku dalam masyarakat. Dulu, jika
berkomunikasi dengan orang lain perlu bertemu dan bertatap muka. Dengan orang
yang lebih tua akan membuat kita merasa sungkan dan menjaga sikap ketika
berkomunikasi. Tetapi, dengan adanya telepon, kita berkomunikasi tanpa bertatap
muka dengan lawan bicara kita. Kemudahan ini ternyata membuat orang terkadang
lupa dan menyamakan semua orang baik itu yang lebih tua ataupun yang lebih muda
ketika berkomunikasi. Hal ini mungkin disebabkan karena yang dihadapi ketika
berkomunikasi ialah medianya (dalam hal ini telepon) tanpa bertemu si individu
langsung.
Zaman yang
merubah segalanya, dengan perkembangannya teknologi mampu membuat orang-orang
untuk tidak berpikir keras dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Semuanya
menjadi serba instan. Itulah yang selama ini belum kita sadari. Tidak ada
proses didalamnya, padahal dengan proseslah kita bisa mendapat hasil yang baik.
Untuk mempelajari pergeseran nilai
teknologi informasi, maka perlu diketahui sebab-sebab yang melatarbelakangi
terjadinya proses pergeseran itu, apabila diteliti lebih mendalam mengenai
sebab terjadinya suatu pergeseran teknologi informasi dalam masyarakat mungkin
saja dikarenakan adanya suatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan, serta
mungkin juga pergeseran terjadi karena adanya faktor baru yang lebih
memuaskan masyarakat sebagai pengganti faktor yang lama itu, atau mungkin juga
suatu masyarakat mengalami pergeseran nilai teknologi informasi karena terpaksa
demi untuk menyesuaikan suatu faktor dengan faktor-faktor lain yang sudah
mengalami perubahan terlebih dahulu. Faktor-faktor tersebut antara lain :
sistem terbuka lapisan masyarakat sehingga terjadi kontak dengan kebudayaan lain,
sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju,
serta ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
Jika globalisasi itu memberi
pengaruh, nilai dan praktik yang positif, maka seharusnya ini menjadi tantangan
untuk bagi bangsa Indonesia untuk mampu menyerapnya, terutama untuk hal-hal
yang tidak mengalami benturan dengan pengaruh lokal atau nasional. Dengan kata
lain, bagaimana agar nilai-nilai positif yang ada dapat dipraktekan di
tengah-tengah masyarakat kita. Seperti halnya kita yang sering menggunakan
berbagai teknologi harus dibarengi dengan kedisiplinan dan kerja keras, jangan
hanya mengambil enaknya saja, bagaimanapun kerja keras itu penting. Disinilah
seharusnya kita mampu memberi bimbingan kearah yang lebih baik. Semoga kita
dapat memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi ini secara optimal
dan pada porsi yang tepat.